Sejak balita ia kerap dilecehkan secara fisik dan verbal oleh ayahnya, yang pemabuk. Kemudian saat dirinya sudah bersekolah ia juga dibully habis-habisan oleh teman-teman sekolahnya  karena badannya gendut.
Hampir seluruh masa kanak-kanaknya dipenuhi dengan peristiwa pelecehan dan perundungan, dan akibatnya setelah dewasa secara tak disadari dirinya memiliki kecenderungan psikopat hingga akhirnya membunuh 33 orang  anak-anak dan pria dewasa.
Tak dapat dipungkiri, bahwa perundungan atau bullying itu memang menciptakan  monster yang tindakannya bahkan bisa diluar nalar sehat seorang manusia.
Oleh sebab itu marilah kita bersama-sama mencegah terjadinya perundungan terhadap anak-anak kita, dengan cara persuasif agar anak-anak kita dan kita sendiri tidak menjadi pelaku perundungan.
Kepada para guru, bijak lah dalam mendidik anak-anak didik, hindari lah melakukan hal-hal yang terkesan ingin mempermalukan muridnya, walaupun mungkin tujuannya baik.
Bisa kan ada masalah apapun di kelas, panggil saja murid bermasalah itu secara lebih pantas, beri pengarahan yang menyejukan, bukan dimaki-maki.
Beda jaman beda orangnya, beda masa beda cara memperlakukannya, mungkin di masa yang lalu hal-hal tersebut wajar dilakukan, tapi belum tentu di masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H