Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Pejabatnya Polah, Kemenkeu Kepradah

23 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 23 Februari 2023   13:14 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio yang kemudian diketahui, ternyata anak dari salah satu pejabat eselon III Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Jakarta Selatan terhadap David anak dari Pengurus Pusat GP Ansor Jonathan Latuhamina,viral memenuhi time line berbagai media sosial sejak Selasa (22/02/23) malam, hingga saat tulisan ini dibuat pun masih ramai.

Bahkan kasusnya menuai atensi dari dua pejabat selevel menteri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas.

Sebenarnya, peristiwa penganiayaan hal yang kerap terjadi di Negara ini, atau di manapun di seluruh dunia, yang membuat perkara ini menarik perhatian publik seolah telah terjadi semacam isu "pertentangan antar kelas" si kaya versus si miskin, si lemah lawan si kuat.

Dan warganet +62  saat ini tengah sensitif terhadap isu tersebut, mulai dari kasus Ferdy Sambo vs Brigadir Josua, hingga terakhir perkara Fortuner vs Brio kuning.

Ketika netizen +62 sudah bergerak, tak ada yang mampu lagi menahannya, asal usul pelaku yang diasosiasikan sebagai si kaya karena unggahan di medsos miliknya sering menampilkan sesuatu yang menjadi simbol kekayaan (mobil mewah dan motor gede) dikuliti atau dalam istilah medsos "diiris tipis"

Tambah menarik, ketika hasil kulikan netizen tersebut menemukan bahwa orang tua pelaku adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan yang sebenarnya tak tinggi-tinggi amat di Kemenkeu yang secara profiling awam dianggap tak layak memiliki kekayaan seperti itu.

Menurut hasil "investigasi" warganet, kekayaan ayah pelaku yang diketahui bernama Rafael Alun Trisambodo, mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di situs milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjumlah fantastis yakni sebesar Rp. 56 miliar, 4 kali lebih banyak dibanding Dirjen Pajak Suryo Utomo, bahkan di atas Sri Mulyani, Menterinya.

Ajaibnya lagi mobil mewah bermerk Jeep Rubicon dan motor Harley Davidson yang kerap digunakan Dandy tak ada dalam rincian LHKPN bapaknya tersebut dan dilaporkan ternyata belum membayar pajak.

Alhasil "bau busuk" tercium lebih santer, kemudian disandingkanlah hal tersebut dengan citra "pegawai pajak" yang dianggap tak bagus-bagus amat di mata masyarakat, meski stigma itu tengah berusaha keras dihilangkan oleh Kemenkeu, institusi yang merupakan kasir negara tersebut.

Sudah bukan rahasia lagi, masyarakat kerap disuguhi gambaran gaya hidup mewah para "pengutip pajak" ini, salah satu contoh yang paling top adalah Gayus Tambunan.

Semua fakta tadi, kemudian diramu oleh warganet dengan bingkai pertentangan kelas dan stigma negatif aparat negara yang kekayaannya "tak wajar" dalam sebuah kalimat seloroh menohok seperti yang disampaikan oleh personil Warkop DKI, Kasino dalam salah satu filmnya .

"Orang kaya emang suka begitu, Tengil. Kaya uang bapaknya halal aja"

Akhirnya, karena kelakuan konyol anak pegawainya tersebut efek dominonya menghantam lumayan keras Kementerian yang oleh masyarakat dan sesama pegawai negeri di sebut "Kementerian Sultan" (karena tunjangan kinerja Ak.A Tukin atau remunarasi para pegawainya sangat besar) tersebut.

Walaupun sebenarnya hal tersebut adalah ranah pribadi dan sama sekali tak berhubungan dengan pekerjaan bapaknya di Kemenkeu, tapi karena setiap peristiwa tak terjadi di ruang hampa yang bebas dari sebab akibat serta asosiasi, ujungnya Kemenkeu pun harus terseret ke dalam pusaran kejadian tak elok ini.

Apalagi kemudian mendapati bahwa korban ternyata juga "bukan orang biasa-biasa amat" pengaruhnya.

Untungnya pihak Kemenkeu tak bersikap defensif, tak berselang lama dari peristiwa tersebut,Sri Mulyani melalui akun media sosial miliknya meski terkesan normatif, mengecam keras peristiwa kekerasan yang melibatkan anak buahnya tersebut dan mendukung proses hukum yang kini sedang berjalan.

Selain itu, ia marah besar terkait gaya hidup mewah dan flexing yang dilakukan keluarga pegawainya tersebut.

Hal yang menurutnya, bakal membuat erosi kepercayaan publik dan menyeret para pegawai lain yang sudah bekerja secara berintegritas dan profesional dicap negatif pula.

Ia pun menegaskan akan menyelidiki informasi-informasi berkenaan "bau busuk" terkait harta kekayaan milik pegawainya tersebut melalui mekanisme internal di Kemenkeu.

Ungkapan senada kemudian diikuti oleh pihak Kemenkeu serta Direktorat Jenderal Pajak,  seperti diungkapkan oleh Staf Khusus bidang Komunikasi  Menkeu, Yustinus Prastowo hasil penyelidikannya bakal dibuka secara transparan kepada publik.

Bagi Kemenkeu hal ini bisa menjadi bahan introspeksi bahwa stigma buruk terhadap para pegawainya belum sepenuhnya pudar.

Kalau mau jujur, banyak sekali masyarakat yang berpandangan sinis terhadap mereka, ya karena tingkah tak terpuji dari sebagian pegawainya yang acap menggunakan kekuasaannya sebagai aparat untuk kepentingan pribadinya.

Butuh upaya lebih keras lagi agar integritas dan profesionalitas para pegawainya bisa terus membaik, yang sejatinya saat ini sudah mengalami banyak perbaikan dibanding sebelumnya.

Peristiwa yang bergulung membesar bak bola salju ini, menurut keterangan Polres Jakarta Selatan bermula dari hal sepele Dandy sang pelaku mendapat informasi dari mantan pacar korban bernama Agnes, yang saat kejadian merupakan pacar dari Dandy, bahwa David telah melakukan perbuatan tidak menyenamgkan terhadapnya.

Dandy yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus itu, mencoba mengkonfirmasi informasi tersebut pada David.

Namun David tak menjawab dan tidak bisa bertemu.

"Akhirnya pada 20 Februari 2023, saksi A itu menghubungi lagi korban (David) dan menyatakan ingin mengembalikan kartu pelajar milik korban," kata Kombes Pol Ade Ary Syam Kapolres Jakarta Selatan sepertj dilansir NUOnline.com. Rabu (22/02/23).

Kemudian Dandy bersama Agnes dan satu temannya yang lain dengan mengendarai Jeep Rubicon mendatangi David yang sedang berada di rumah temannya di kawasan Pesanggrahan Jaksel.

Setelah itu terjadilah perdebatan yang berkahir dengan penganiayaan terhadap siswa SMA Kelas 10 ini, yang menyebabkan  David cedera berat dan hingga kini belum siuman itu.

Hal lain yang bisa menjadi pelajaran dari peristiwa ini, kekerasan apapun alasannya tak akan menyelesaikan masalah apapun kecuali menimbulkan masalah baru.

Arogansi itu tak akan membawa kita kemana-mana kok, merasa diri kita paling hebat, paling kaya, paling oke, paling benar sama sekali tak akan berimbas positif terhadap kehidupan kita.

Well, behave everybody.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun