Peristiwa penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio yang kemudian diketahui, ternyata anak dari salah satu pejabat eselon III Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Jakarta Selatan terhadap David anak dari Pengurus Pusat GP Ansor Jonathan Latuhamina,viral memenuhi time line berbagai media sosial sejak Selasa (22/02/23) malam, hingga saat tulisan ini dibuat pun masih ramai.
Bahkan kasusnya menuai atensi dari dua pejabat selevel menteri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas.
Sebenarnya, peristiwa penganiayaan hal yang kerap terjadi di Negara ini, atau di manapun di seluruh dunia, yang membuat perkara ini menarik perhatian publik seolah telah terjadi semacam isu "pertentangan antar kelas" si kaya versus si miskin, si lemah lawan si kuat.
Dan warganet +62 Â saat ini tengah sensitif terhadap isu tersebut, mulai dari kasus Ferdy Sambo vs Brigadir Josua, hingga terakhir perkara Fortuner vs Brio kuning.
Ketika netizen +62 sudah bergerak, tak ada yang mampu lagi menahannya, asal usul pelaku yang diasosiasikan sebagai si kaya karena unggahan di medsos miliknya sering menampilkan sesuatu yang menjadi simbol kekayaan (mobil mewah dan motor gede) dikuliti atau dalam istilah medsos "diiris tipis"
Tambah menarik, ketika hasil kulikan netizen tersebut menemukan bahwa orang tua pelaku adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan yang sebenarnya tak tinggi-tinggi amat di Kemenkeu yang secara profiling awam dianggap tak layak memiliki kekayaan seperti itu.
Menurut hasil "investigasi" warganet, kekayaan ayah pelaku yang diketahui bernama Rafael Alun Trisambodo, mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di situs milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjumlah fantastis yakni sebesar Rp. 56 miliar, 4 kali lebih banyak dibanding Dirjen Pajak Suryo Utomo, bahkan di atas Sri Mulyani, Menterinya.
Ajaibnya lagi mobil mewah bermerk Jeep Rubicon dan motor Harley Davidson yang kerap digunakan Dandy tak ada dalam rincian LHKPN bapaknya tersebut dan dilaporkan ternyata belum membayar pajak.
Alhasil "bau busuk" tercium lebih santer, kemudian disandingkanlah hal tersebut dengan citra "pegawai pajak" yang dianggap tak bagus-bagus amat di mata masyarakat, meski stigma itu tengah berusaha keras dihilangkan oleh Kemenkeu, institusi yang merupakan kasir negara tersebut.
Sudah bukan rahasia lagi, masyarakat kerap disuguhi gambaran gaya hidup mewah para "pengutip pajak" ini, salah satu contoh yang paling top adalah Gayus Tambunan.
Semua fakta tadi, kemudian diramu oleh warganet dengan bingkai pertentangan kelas dan stigma negatif aparat negara yang kekayaannya "tak wajar" dalam sebuah kalimat seloroh menohok seperti yang disampaikan oleh personil Warkop DKI, Kasino dalam salah satu filmnya .
"Orang kaya emang suka begitu, Tengil. Kaya uang bapaknya halal aja"