Menurut Profesor Chris Webber dari School of  Government & Public Policy University of Arizona, Negative Partisanship adalah ketika seseorang memilih sebuah partai politik atau kandidatnya bukan karena ia menyukai gagasan atau sosok kandidatnya, tetapi lantaran ketidaksukaan terhadap lawan politiknya.
Hal ini terjadi saat Donald Trumph memenangkan Pilpres Amerika Serikat tahun 2017. para pemilih Trump disinyalir mayoritasnya bukan lantaran ingin memilih Trump, tetapi karena mereka tidak suka pada lawan politiknya saat Pilpres tersebut, Hillary Clinton.
Tentu saja hal ini tak akan baik buat kehidupan demokrasi ke depannya, bisa jadi kita semua menjadi tidak rasional lagi dalam menentukan pilihan terhadap kandidat yang berintegritas dan memiliki program memang untuk kepentingan masyarakat luas.
Untuk itu, rasanya mulai saat ini marilah kita mencoba berpikir rasional, bukan sebatas fanatisme belaka dalam menentukan pilihan politik kita.
Sehingga polarisasi akibat perbedaan pandangan politik tak berlangsung panjang seperti saat ini, usai pesta demokrasi maka usai pula perbedaan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H