Meskipun cara pandang mereka sudah pasti berbeda, sebenarnya konsep yang mereka gunakan dalam menyikapi perbedaan pandangan politiknya serupa, yaitu:
 "Senang melihat pihak lain susah, susah melihat pihak lain senang"
Mungkin kita masih ingat saat uji coba Sirkuit Mandalika oleh para Pebalap Moto GP Â pada bulan Februari 2022, aspal di Sirkuit tersebut banyak yang mengelupas di beberapa bagian.
Pihak A serta merta memberi penjelasan yang terbaca ilmiah terkait hal tersebut dan penjelasannya itu diamplifikasi secara luas di media sosial oleh para pendukungnya.
Sementara Pihak B, melihat situasi yang kurang menguntungkan bagi pihak A, langsung melancarkan berbagai bullying dan mungkin mensyukuri kemalangan yang menimpa "lawannya" di berbagai platform media sosial.
Mungkin mereka berharap dengan kejadian itu, kalau bisa sih Balapan Moto GP di Mandalika tersebut gagal terlaksana atau paling tidak diundur, lantaran dengan fakta tersebut bisa dianggap  pihak penyelenggara A.Ka Pemerintah Jokowi  tak kompeten dengan demikian maka ada kesempatan untuk menjatuhkan nama baiknya dan menjadi bahan bullying termutakhir.
Ketika hal tersebut ternyata tak terjadi, Balapan Moto GP kemudian bisa terselenggara secara baik. Pihak B berusaha sangat keras untuk menegasikan keberhasilan tersebut dengan mempersoalkan printilan yang tak terlalu substansial seperti masalah pawang hujan, jumlah dan asal penonton, hingga kehadiran Jokowi di Paddock sirkuit.
Hal yang sama juga terjadi pada Balapan Formula E, bedanya kali ini yang melakukan serangan opini adalah Pihak B dan yang bertahan adalah Pihak A.
Segala rupa hal yang berhubungan dengan persiapan Formula E dilihat begitu detil dengan menggunakan kacamata mikroskop, berharap ada yang melenceng sehingga bisa menjadi bahan untuk menyerang Anies Baswedan sebagai sosok yang dianggap capres terkuat dari kelompok oposisi dalam Pilpres 2024 kelak.
Beberapa hal berbau kurang sedap terkait penyelenggaraan Formula E sempat ditemukan dari mulai commitment fee yang dibayar terlalu besar, hingga penggunaan APBD secara tak Propered untuk kegiatan tersebut.
Hal tersebut digunakan Pihak A untuk menyerang sosok Anies Baswedan dan para pendukungnya. beribu bahkan mungkin berjuta cuitan berterbangan di media sosial terkait hal tersebut.
Ketika penyelenggaraan Formula E mendekati hari H, yang rencananya akan berlangsung pada 4 Juni 2022 mendatang. Pihak A terus menggali kemungkinan buruk dari penyelenggaraan Balapan Mobil Listrik ini.