Ia menginginkan Soeharto mengeluarkan kebijakan yang membolehkan  memindahkan aset milik mereka keluar negeri, dan kebijakan itu diberikan Soeharto saat itu, akibatnya Soeharto seperti ditinggal dan akhirnya kita tahu sendiri, Soeharto tumbang.
Sedangkan Putin, sejak awal perang di mulai melarang semua oligarki superkaya yang mengililinginya untuk melakukan penarikan uang asing hingga September 2022 ini.
Alhasil, sebelum sanksi dijatuhkan Bara, Â Oligarki Putin tak bisa lagi membelanjakan uangnya di Luar Negeri meskipun sebenarnya mereka mau.
Ini artinya Oligarki terjebak bersama Putin, dan mau tidak mau harus mendukungnya. Melarikan diri keluar negeri tak mungkin, dan perubahan politik di dalam negeri malah akan menjadi bencana  bagi mereka karena sangat mungkin pemerintahan yang baru bakal menyikat habis harta mereka.
Jadi, para Oligarki bakal mendukung Putin separah apapun krisis ekonomi yang terjadi di RusiaÂ
Asumsi ini berdasarkan fakta yang  salah satu tandanya adalah saat Putin menerapkan kebijakan pengontrolan aser mereka, hingga saat ini para Oligarki itu tak melakukan protes apapun
Hal ini menunjukan ketergantung Oligarki terhadap Vladimir Putin nyata adanya. Mereka sebenarnya bisa saja menghentikan kebijakan Putin ini, tapi tak mereka lakukan.
Kepatuhab dan dukungan dari Oligarki inilah yang mendasari pemikiran bahwa Putin akan mampu bertahan separah apapun krisis ekonomi di Rusia terjadi.
Apakah dengan demkian Putin akan selamat dari tantangan politik di dalam negeri akibat ekonomi Rusia ambruk karena sanksi?
Sebenarnya tidak, tantangan dari elite politik dan demonstrasi  warga sangat mungkin terjadi karena ambruknya ekonomi.
Namun, karena  pada dasarnya Putin itu adalah seorang diktator ia tak perlu repot-repot menanggapinya.