Ketiga, untuk hubungan dengan pihak ketiga yang mendukung produksi dengan waralaba kita praktis tinggal menggunakan alur yang telah terbangun oleh pewaralaba.
Keempat, sistem keuangan dan pemasaran sudah terbangun kokoh,jadi praktis terwaralaba tinggal menjalankan saja. Karena hal yang paling menyusahkan bagi para pemula bisnis adalah manajemen sistem keuangan.
Kelima, konon katanya akan lebih mudah untuk sukses lantaran faktor-faktor pendukung kesuksesan bisnis sudah tersedia dan terwaralaba tinggal menjalankan saja.
Namun harus diingat setiap ada kelebihan atau keuntungannya, pasti harus menghadapi kemungkinan kerugian dan memiliki kelemahanya.
Nah, untuk bisnis waralaba ini kelemahannya pun cukup banyak, bahkan bisa menimbulkan kerugian yang lebih besar dibandingkan memulai usaha tanpa menggunakan sistem waralaba.
Pertama, bisa jadi terwaralaba salah memilih jenis bisnis dan terjebak dalam tren pasar. Ingat perilaku konsumen itu terkadang perubahannya sangat cepat.
Hal inilah yang benar-benar harus dicermati oleh peminat bisnis waralaba, jangan sampai kita masuk ke bisnis waralaba tertentu yang ternyata tengah dalam masa penurunan tren alhasil hitung-hitungan diatas kertas menjadi macan kertas saja tak sesuai dengan kondisi dilapangan.
Kedua, modal yang harus dikeluarkan untuk memulai bisnis waralaba  biasanya lebih besar dibandingkan dengan memulai bisnis tanpa sistem bisnis tersebut.
Kenapa demikian, karena ada management fee dan royalti yang harus dibayarkan pada pewaralaba diluar capital expenditure dan operasional expenditure yang harus dikeluarkan.
Kemudian dalam hal pengadaan bahan baku yang berasal dari pihak pewaralaba biasanya harga yang mereka berikan lebih mahal dibandingkan jika kita membelinya dipasar.
Bahkan terkadang kualitas bahan baku yang dijual pewaralaba tak lebih baik dibandingkan dengan kualitas bahan dipasaran.