Namun ada hal berbeda dalam kasus Zakiah ini, tak seperti yang terjadi pada para pelaku teror lain di Indonesia yang kebanyakan terpapar virus radikalisme lantaran sengaja ditulari lewat sejumlah proses infeksi isme-isme radikal, yang kemudian menjadikan aksi tersebut bisa ditelisik afiliasi kelompok terornya.
Zakiah Aini ini menurut pengamat intelejen dan keamanan negara, seperti dilansir CNNIndonesia benar-benar "Lone Wolf", tak terafiliasi dengan kelompok manapun.
Biasanya hal ini bisa terjadi melalui proses swaradikalisasi. Sumber informasinya ia dapatkan berasal dari medium-medium digital yang mudah diakses seperti internet dan lainnya.
Nah ini lah yang harus benar-benar dicermati oleh para pemangku kepentingan di bidang penanggulangan teroris di Indonesia.
Dan harus benar-benar diwaspadai oleh seluruh masyarakat Indonesia. Lantaran potensi eskalasi para pelaku teror lone wolf ke depan akan terus terjadi seperti yang diungkapkan oleh pengamat terorisme Sidney Jones.
"Pasti ada lone wolf lagi dan pasti ada perempuan lagi," kata Sidney.
Ia meyakini, meski lone wolf jarang terjadi di Indonesia selama ini, ia melihat ke depan trend-nya bisa terjadi pergeseran terutama dalam isu aksi teror dikalangan perempuan.
Dan ada satu hal lain, nuansa teror yang dilakukan oleh Zakiah Aini ini lebih bersifat personal, sehingga patut dicermati juga oleh pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H