Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zakiah Aini dan Perempuan dalam Pusaran Aksi Terorisme

3 April 2021   10:03 Diperbarui: 3 April 2021   11:09 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun aksi itu berhasil digagalkan aparat keamanan setelah rumah kontrakannya di Bekasi digerebek Densus 88.

Dian kini tengah menjalani masa hukuman setelah di vonis hukuman penjara selama 7,5 tahun oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tahun 2017 lalu.

Kemudian saat terjadi bom bunuh diri di Surabaya, sepasang suami istri yang kemudian mengajak ke-3 anak-anaknya untuk turut serta dalam kegiatan amaliyah yang dilakukan di 3 gereja berbeda di Surabaya.

Peran perempuan dalam terorisme terlihat sangat jelas sekali disini. 

Menurut Lies, meskipun Dita sang suami yang merupakan salah satu tokoh JAD bisa dianggap memprakarsai tindakan amaliyah tersebut.

Namun akan sangat berbeda jika sang istri keberatan atau menolak pandangan suaminya untuk melakukan aksi teror tersebut. 

Dari sini banyak kajian yang menyebutkan bahwa pola   pendekatan  terhadap keterlibatan perempuan dalam terorisme sudah mulai berubah.

Mereka mulai melakukan redefinisi keterlibatan perempuan dalam kelompok teroris. Menurut Lies dalam Jurnal yang ditulisnya di Indonesia at Melbourne berjudul "Why do Women Join Radical Grup".

Kini perempuan terutama yang berusia muda dalam lingkup kelompok radikal merasa memiliki agenda sendiri untuk ikut berjuang dengan caranya.

Di sejumlah negara Eropa misalnya, banyak perempuan-perempuan muda menghilang dari keluarganya dengan alasan cukup mengejutkan.

Mereka meninggalkan keluarganya untuk bergabung dengan kelompok teroris yang memiliki landasan ideologi seperti ISIS atau menikah dengan lelaki yang berasal dari kelompok itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun