Apalagi ternyata remaja putri tersebut berada di lingkup keluarga yang sangat otoriter, menjadi wajar jika ia berbohong karena takut di marahi oleh ayahnya
Pelajaran mahal  teramat penting bisa kita dapatkan dari fakta baru ini adalah cek dan ricek, verifikasi atau tanyakan langsung kepada sumber informasi sebelum melakukan tindakan apapun, bahkan hanya sekedar menyebarkannya pada yang lain.
Brahim Chnina ayah sang bocah tak melakukan itu, ia malah langsung memposting kebohongan tersebut di media sosial berharap sang guru dipecat, dan postingannya tersebut menjadi viral.
Bukan dipecat yang dialami Samuel Paty, malah ia dipenggal oleh remaja pria berusia 18 tahun yang berasal dari Rusia Abdullakh Anzorov, ia terprovokasi unggahan Brahim. Karena ia beranggapan darah Samuel Paty halal lantaran menghina Islam.
Lagi-lagi, segala hal tampaknya dilakukan dengan terburu-buru. Tuduhan terorisme terhadap Islam kian memanas.Â
Menteri Dalam Negeri Prancis Grald Darmanin bahkan menggaungkan "perang melawan musuh dari dalam". Tentu saja kata "musuh" yang dimaksud adalah umat Islam.
Presiden Macron pun bertindak gegabah tanpa verifikasi mendalam dengan segala tuduhannya terhadap umat islam sehingga menimbulkan riak sangat besar di dunia saat itu.
Brahim sang ayah kini di dakwa terlibat terorisme yang berujung pembunuhan sementara  putrinya Z, kini di tuduh melontarkan fitnah akibat kebohongannya tersebut.
Sekali lagi pelajaran berharga mahal dari kasus Samuel Paty ini adalah apapun informasi yang kita dapatkan cek dan ricek dulu kebenarannya.
Bila memang memiliki kapasitas tanyakan langsung pada sumbernya, jika tidak tunggu hingga benar-benar informasi tersebut terverifikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H