Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ternyata Kasus Pembunuhan Guru di Perancis yang Berujung Heboh itu, Akibat dari Kebohongan Seorang Anak

11 Maret 2021   15:29 Diperbarui: 12 Maret 2021   21:53 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: republika.co.id

Tentunya masih lekat dalam ingatan kita, saat kabar tragedi pemenggalan kepala seorang guru geografi dan sejarah di Perancis bernama Samuel Paty yang kemudian berujung pada kemurkaan umat muslim dunia atas langkah Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam merespon kejadian tersebut

Keriuhan ini bahkan mampir sampai Indonesia, demonstrasi dari kelompok-kelompok Islam untuk memprotes ucapan Presiden Macron "  Agama Islam mengalami krisis di seluruh dunia" yang terkesan menyudutkan umat Islam secara bergelombang mendatangi Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.

Bahkan seruan pemboikotan produk-produk asal Perancis bergema di media sosial. Tak hanya di Indonesia di Turki pun hal serupa terjadi.

Bahkan sempat terjadi ketegangan yang nyaris membuat kedua negara ini berperang secara terbuka. Sesaat setelah pernyataan Macron itu ramai menkadi bahan perbincangan di dunia.

Atas pernyataan Macron tersebut, presiden Turki, Recep Thayyip Erdogan langsung bereaksi keras. Ia pun langsung membalas kepada presiden Macron bahwa ia harus diperiksa kejiwaannya, dan sudah kelewatan telah menyakiti umat Islam. Ujar Erdogan dalam pidatonya saat disiarkan di Televisi.

Di Perancis sendiri gelombang teror kemudian terjadi setelah polemik pidato Macron yang dianggap menyudutkan dan menghina Islam tersebut.

Atas reaksi dugaan penginaan tersebut,  dua minggu setelahnya terjadi serangan di Basilika Notre Dame Nice, yang menewaskan 3 warga Perancis.

Akibatnya, kondisi kian meruncing Islam kian tersudut, yang berujung penutupan berbagai organisasi-organisasi Islam di Perancis.

Seluruh keriuhan dan kehebohan serta berbagai tindakan saling berbalas yang menghebohkan dunia tersebut.

Ternyata bersumber dari satu kebohongan seorang remaja perempuan berusia 13 tahun murid Sekolah Conflans Sainte Honorine yang mengaku diskors oleh pihak sekolah kepada ayahnya, lantaran tidak setuju pada salah seorang gurunya Samuel Paty.

Ia bercerita kepada ayahnya bahwa karena ia muslim maka ia disuruh keluar kelas oleh Samuel Paty karena guru tersebut akan menunjukan karikatur Nabi Muhhammad SAW yang bersumber dari majalah sature Charlie Hebdo.

Padahal nyatanya, cerita itu menurut pengakuan remaja perempuan yang sama pada Senin  (08/03/21), semuanya adalag bohong kejadian itu hanyalah karangan dirinya saja.

Ketika guru sejarah tersebut mengajar, ia tak berada di kelas saat itu. Bahkan pergi ke sekolah pun tidak. Karena ia sedang menjalani skorsing yang dikenakan sekolahnya karena perilaku buruk dan kenakalannya, bukan karena protes penayangan karikatur Nabi Muhammad SAW.

Murid perempuan berinisial Z ini tak menyangka kebohongannya karena takut dimarahi oleh orangtuanya karena ia diskorsing oleh sekolahnya akan mengakibatkan sebuah kejadian besar di dunia.

Laporan media Prancis, Le Parisien, mengungkapkan secara detail kebohongan siswa itu. Diketahui Samuel Paty juga tidak meminta para siswa Muslim untuk keluar kelas saat dirinya menunjukkan karikatur kontroversial Nabi Muhammad

Kebohongannya ini, kemudian menimbulkan efek yang luar biasa, setelah kepala sang guru tersebut dipenggal oleh seorang remaja lain. Demonstrasi besar terjadi di sejumlah kota besar Perancis untuk membela kebebasan berekspresi.

Kartun Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari Charlie Hebdo  menjadi ditayangkan secara terbuka di sejumlah lokasi  publik.

Beberapa waktu setelahnya, dewan muslim Prancis atau Le Conseil Franais du Culte Musulman (CFCM) tidak memiliki pilihan, kecuali untuk menyepakati Piagam Nilai Republik yang kian meminggirkan posisi umat Islam di Prancis.

Umat muslim dunia akhirnya bereaksi atas rentetan kejadian di Perancis yang dianggap memghina Islam. Mereka kemudian menyerukan pemboikotan barang-barang produksi perusahaan perusahaan Perancis.

Emanuelle Macron dikecam oleh seluruh sejumlah negara muslim dunia, hubungan diplomasi dengan Turki pun nyaris terputus bahkan hampir saja perang terjadi.

Fobia Islam kembali menguat di kawasan Eropa, semua pihak bereaksi heroik seolah  mereka lah yang paling benar. 

Padahal landasan dari aksi heroik itu berasala dari sebuah informasi yang sama sekali tidak benar. Menjadi konyol ketika semua itu bersumber dari kebohongan yang dilontarkan oleh seorang remaja berusia 13 tahun, yang masih bisa disebut anak-anak ini.

Apalagi ternyata remaja putri tersebut berada di lingkup keluarga yang sangat otoriter, menjadi wajar jika ia berbohong karena takut di marahi oleh ayahnya

Pelajaran mahal  teramat penting bisa kita dapatkan dari fakta baru ini adalah cek dan ricek, verifikasi atau tanyakan langsung kepada sumber informasi sebelum melakukan tindakan apapun, bahkan hanya sekedar menyebarkannya pada yang lain.

Brahim Chnina ayah sang bocah tak melakukan itu, ia malah langsung memposting kebohongan tersebut di media sosial berharap sang guru dipecat, dan postingannya tersebut menjadi viral.

Bukan dipecat yang dialami Samuel Paty, malah ia dipenggal oleh remaja pria berusia 18 tahun yang berasal dari Rusia Abdullakh Anzorov, ia terprovokasi unggahan Brahim. Karena ia beranggapan darah Samuel Paty halal lantaran menghina Islam.

Lagi-lagi, segala hal tampaknya dilakukan dengan terburu-buru. Tuduhan terorisme terhadap Islam kian memanas. 

Menteri Dalam Negeri Prancis Grald Darmanin bahkan menggaungkan "perang melawan musuh dari dalam". Tentu saja kata "musuh" yang dimaksud adalah umat Islam.

Presiden Macron pun bertindak gegabah tanpa verifikasi mendalam dengan segala tuduhannya terhadap umat islam sehingga menimbulkan riak sangat besar di dunia saat itu.

Brahim sang ayah kini di dakwa terlibat terorisme yang berujung pembunuhan sementara  putrinya Z, kini di tuduh melontarkan fitnah akibat kebohongannya tersebut.

Sekali lagi pelajaran berharga mahal dari kasus Samuel Paty ini adalah apapun informasi yang kita dapatkan cek dan ricek dulu kebenarannya.

Bila memang memiliki kapasitas tanyakan langsung pada sumbernya, jika tidak tunggu hingga benar-benar informasi tersebut terverifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun