Dokter kemudian menyarankan untuk segera mempersiapkan diri untuk melakukan hemodialisis atau lebil dikenal dengan cuci darah.
Bagi para pengidap gagal ginjal, hemodialisis adalah sebuah proses yang harus dilakukan agar bisa tetap hidup dalam kondisi yang memungkinkan untuk beraktivitas.
Menurut beberapa litelatur yang saya baca, gagal ginjal yang terjadi di Indonesia kebanyakan merupakan ekses dari penyakit lain, seperti diabetes, hipertensi, atau asam urat yang sudah sangat akut.Â
Meskipun dalam beberapa kasus ada juga yang diakibatkan oleh kerusakan ginjal itu sendiri seperti karena peradangan pada ginjal, dan kista pada ginjal.
Indikasi yang kasat mata adalah pembengkakan dibeberapa bagian tubuh akibat ginjal tak mampu membuang kelebihan cairan dalam tubuh.
Ginjal merupakan satu-satunya organ di dalam tubuh yang berfungsi memfilter darah dan berbagai cairan agar tetap bersih, dan tak berubah menjadi malapetaka bagi tubuh.
Jika ginjal gagal berfungsi efeknya darah akan menjadi kotor dan berubah menjadi racun, alhasil tubuh bakal keracunan darah kotor tersebut.
Seperti yang ayah saya rasakan dan alami, gejala yang akan terasa bagi si penderita biasanya berasa gatal-gatal tapi tak jelas sumbernya dari mana, mual, muntah, mudah lelah, sesak nafas yang hebat.Â
Lantas susah buang air kencing yang mengakibatkan penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh, seperti perut, pergelangan kaki, bahkan muka. Bagi penderita yang sudah akut untuk berjalan tiga langkah saja akan membuat nafas sesak.
Nah, proses hemodialisis ini adalah mencuci darah agar bisa bersih kembali, fungsi ginjal digantikan oleh mesin hemodialisa.
Intensitas melakukan hemodialisis tergantung pada tingkat keparahan kerusakan ginjalnya, bisa 1 kali seminggu bahkan ada juga yang 3 kali seminggu.