Perserikatan Bangsa Bangsa saja menyebutkan bahwa kebebasan berpendapat dan berekpresi itu harus dalam koridor saling menghormati semua agama dan kepercayaan, agar mampu mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.
"Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka," kata  Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban  Miguel Angel Moratinos. Seperti dilansir Bisnis.Com.
Charlie Hebdo yang dibela Macron sebenarnya bukan merupakan terbitan besar, pada hari-hari biasa sirkulasinya kecil. Namanya menjadi terkenal  dan sirkulasi meledak menjadi besar sekali pada saat menjadi kontroversi seperti tahun 2015 dan saat ini.
Mereka sepertinya mengorbankan perdamaian dan nyawa manusia dalam mempertahankan eksistensinya yang memang sedang kembang kempis.
Namun bukan berarti juga karena laku Charlie Hebdo ini, tindakan membunuh menjadi halal. Marah boleh tersinggung silahkan tapi janganlah bersumbu pendek hingga marah membabi buta membunuhi orang-orang tak bersalah seperti itu.
Bukankah dalam  Al Quran itu ada ucapan "Menghilangkan nyawa satu orang manusia  sama saja dengan membunuh seluruh Manusia".
Justru reaksi ekstrem seperti itu menjadi keuntungan bagi Charlie Hebdo dan upaya provokasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H