Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengapa Jouska sebagai Financial Planner, Tak Seharusnya Merangkap Menjadi Manajer Investasi?

29 Juli 2020   15:03 Diperbarui: 29 Juli 2020   15:01 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jouska awalnya seperti fenomena, sebuah lembaga perencana keuangan yang sangat diminati oleh para milenials. Padahal generasi yang lahir antara tahun 80 an hingga tahun 2000 itu sejatinya tak terlalu peduli dengan apapun yang berhubungan dengan merencanakan pengelolaan keuangan mereka.

Sebenarnya milenials bukan hanya tak berminat merencanakan keuangannya sendiri tapi mereka meyakini bahwa dunia perekonomian terlebih lagi urusan investasi merupakan sesuatu yang rumit makanya mereka cenderung cuek dengan urusan keuangan.

Nah,kemudian datanglah Jouska "perencana keuangan" dengan cara berkomunikasi yang dirasa sesuai dengan mindset milennial. Akhirnya mereka tertarik dan mengikuti setiap unggahan Jouska terkait masalah keuangan.

Akun Instagramnya Jouska.Id dalam beberapa bulan memiliki follower hingga jutaan yang sebagian besar merupakan generasi millenias.

Dalam unggahannya Minjou atau Admin Jouska sangat aktif dan informatif memberikan paparan terkait seluk beluk  financial sehingga para pengikutnya lebih melek literasi keuangan.

Selain itu Minjou juga kerapkali memposting kasus-kasus keuangan yang dialami klien dan perhitungan keuangan yang membuat masyarakat menyadari pentingnya perencanaan keuangan.

Namun terkadang unggahannya juga memunculkan perdebatan banyak pihak sehingga menjadi viral karena terkesan seperti menakut-nakuti.

Seperti misalnya biaya persalinan bisa mencapai angka Rp.80 juta, atau biaya anak masuk TK disebutkan Minjou hingga mencapai puluhan juta.

Postingan ini ada yang menanggapinya positif namun banyak pula yang menganggapnya hanya menakut-nakuti orang tua saja.

Karena biasanya diakhir seri postingannya Minjou langsung menekankan betapa pentingnya perencanaan keuangan, sambil mempromosikan keberadaan Jouska.

Apa yang dilakukan Minjou ini sangat efektif untuk menarik minat para millenials untuk bergabung bersama  Jouska, sebagai kliennya.

Namun sepertinya ambisi yang terlalu besar dari sang Founder sekaligus CEO-nya Aakar Abyasa Fidzuno membuat Jouska seperti kehilangan kontrol.

Sampai kemudian terjadi dispute antara Jouska dan kliennya yang merasa tidak puas dengan cara-cara Jouska mengelola uangnya , yang kemudian menimbulkan kerugian puluhan hingga miliaran uang milik kliennya.

Setelah dispute ini menguar di medsos akhirnya menjadi perhatian publik sampai kemudian Satgas Waspada Investasi Ororitas Jasa Keuangan (OJK) turun tangan setelah salah satu kliennya Alvin melaporkan hal tersebut ke OJK.

Setelah dilakukan penelitian dan wawancara langsung dengan sang CEO dan jajaran pimpinan Jouska, OJK menemukan berbagai pelanggaran sehingga memutuskan untuk menghentikan seluruh operasional Jouska, dan mulai dari layanan offline hingga layanan online berupa berbagai platformnya di media sosial hingga website resminya diblokir oleh Kemenkoninfo atas permintaan OJK. 

Jouska kemudian diketahui izin Jouska hanya berupa pendidikan dan lainnya. Aktivitasnya memberikan nasihat investasi  dan mengelola uang nasabah ternyata tak memiliki izin dari OJK.

PT. Jouska Financial Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Perencana Keuangan, yang didirikan oleh Aakar bersama beberapa rekannya.

Sebagai perencana keuangan yang independen Jouska haram menerima dan mengelola uang nasabah. 

Bukan itu saja ternyata sebagai perencana keuangan pun Jouska disebutkan oleh Ketua Financial Planning Standard Board (FPSB) Tri Djoko Santoso tidak memiliki Certified Financial Planner (CFP).

"Padahal jika menjadi anggota, FPSB akan lebih mudah untuk mengawasinya. Kalau dia merasa sebagai perencana keuangan, semestinya bisa terlihat ada (gelar) CFP-nya atau tidak di belakang namanya," katanya. Seperti dilansir Katadata.co.id

Seharusnya perencana keuangan itu adalah seorang profesional yang tersertifikasi untuk membantu perseorangan atau institusi dalam mencapai tujuan keuangannya untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Komponen yang direncanakan bisa termasuk Cash Flow, Investasi, asuransi, pajak, pensiun, hingga warisan.

Menurut standar praktiknya proses perencanaan keuangan ialah.

Pertama, membangun hubungan dengan nasabah. Kedua, mengumpulkan informasi nasabah. Ketiga, menganalisis dan menilai status keuangan nasabah.

Keempat, mengembangkan rekomendasi perencanaan keuangan dan menyampaikannya pada nasabah. Kelima, menerapkan perencanaan rekomendasi keuangan nasabah.

Dan terakhir melakukan evaluasi kembali situasi keuangan nasabah setelah rekomendasi itu diterapkan.

Dalam memberikan rekomendasi perencanaan keuangan nasabah, pihak financial planner harus menjunjung tinggi standar etika dan profesionalisme serta secara sadar mengutamakan kepentingan kliennya.

Jika Financial Planner tersebut memiliki konflik kepentingan maka risiko klien mendapatkan kerugian karena rekomendasi kurang tepat bisa terjadi.

Financial Planner harus memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan pada kliennya merupakan yang terbaik bagi klien.

Selain itu mereka pun harus mampu memberikan edukasi terhadap kliennya terkait rekomendasinya tersebut, agar klien memahami dan bisa.mengambil keputusan yang tepat.

Perencana keuangan tak memiliki kewenangan atau diharamkan untuk secara langsung bsrtransaksi mengelola uang milik kliennya.

Atau jika memang perencana keuangan itu terafiliasi dan mendapatkan komisi dari pihak ketiga atas rekomendasi yang diberikan kepada kliennya, maka fakta tersebut maka wajib hukumnya bagi mereka untuk memberitahukan kepada kliennya agar tak terjadi konflik kepentingan dan kliennya bisa memutuskan mengikuti rekomendasinya atau tidak.

Nah inilah yang tidak diikuti oleh Jouska, mereka mengklaim dirinya independen padahal nyatanya tak demikian. Lebih jauh lagi mereka pun bertindak dan berlaku seperti penasihan investasi which is itu melebihi kewenangannya sebagai perencana keuangan.

Lebih gilanya lagi, Jouska mengarahkan kliennya  ke mitra usahanya PT. Amarta Investa dan PT Mahesa Strategis yang merupakan perusahaan investasi tak berizin yang juga dimiliki oleh founder Jouska, Aakar Abyasa.

Jadi Jouska itu bertindak sebagai Perencana Keuangan,merangkap sebagai penasihat investasi dan juga Manajer Investasi. Itu semua haram dilakukan oleh satu institusi  atau afiliasinya secara bersamaan.

Ironisnya ketiganya tak memiliki izin dari otoritas yang berwenang.

Penasehat investasi itu beda jauh dengan Financial planner, Penasehat investasi  adalah pihak yang memberikan nasihat investasi kepada pihak lain terkait penjualan dan pembelian efek atau surat berharga dengan memperoleh imbalan jasa.

Untuk itu penasihat investasi harus memiliki izin standar profesi yanga biasa disebut Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) yang dikeluarkan oleh lembaga pasar modal.

Demikian pula Manajer Investasi mereka harus memiliki izin sertifikasi khusus sebagai manajer investasi.

Kasus Jouska ini membuat kita menyadari betapa pentingnya literasi keuangan. Bagaimana kita terpana dengan segala gimmick marketing  yang dilakukan oleh Jouska sehingga kita mengabaikan aspek legalitasnya.

Padahal dalam sebuah transaksi keuangam legalitas adalah hal yang paling utama. Pelajaran lain yang bisa dipetik ialah kita harus lebih peka terhadap proses bisnis dan bisnis model serta background dari sebiah organisasi keuangan

Hal yang sama juga berlaku ketika kita berniat investasi, pertama yang harus diingat saat kita akan berinvestasi adalah selalu ada potensi kerugian dalam setiap investasi, seperti halnya selalu ada pula  potensi keuntungannya.

Maka dari itu bijaksanalah ketika akan berinvestasi, jangan serakah, atau terbuai iming-iming. Investasi itu tak selalu berakhir manis. 

Pandai-pandai lah menakar risiko dan pelajari secara seksama sebelum kita mengambil keputusan untuk berinvestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun