Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Warga Miskin Paling Rentan Terdampak Covid-19

12 April 2020   15:02 Diperbarui: 12 April 2020   15:30 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, itu di sisi kesehatan, bagaimana dengan dampak ekonominya bagi mereka? Justru bagi mereka yang lebih menakutkan bukan Covid-19nya, namun sisi ekonominya.

Hal ini terlihat dari mulai maraknya PHK dan dirumahkannya nya para buruh. Menurut Kementerian Tenaga Kerja jumlah tenaga kerja baik buruh maupun pekerja ditingkat bawah yang saat ini telah dirumahkan atau di PHK sudah mencapai 1,2  juta pekerja.

Selain itu, 112 juta pekerja informal dan pengusaha UMKM juga mulai tergoncang. Akhirnya yang tadinya tidak miskin saat ini berpotensi menjadi miskin.

Lantas bagaimana  pemerintah menangani kondisi seperti ini. Terdapat 2 pendekatan yakni meningkatkan pendapatan mereka dan menurunkan beban yang mesti ditanggungg oleh mereka.

2 pendekatan itu memang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, untuk jangka pendek pemerintah sudah mengeluarkan berbagai bantuan sosial baik secara tunai maupun pemenuhan kebutuhan pokok, seperti Program Keluaga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Kartu Pra kerja yang dimodifikasi, dan bantuan sosial khusus untuk wilayah Jabodetabek dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga miskin terdampak Covid-19 diluar Jabodetabek.

Persoalannya, yang  harus diperhatikan adalah ketepatan sasaran, disertai validasi data yang benar-benar terukur. Jangan sampai semua program itu menjadi mubazir, karena uang yang digelontorkan cukup besar Rp.110 triliun rupiah.

Begitupun dengan pengurangan beban masyarakat, seperti penundaan pembayaran ciciilan kepada lembaga keuangan, faktanya saat ini dilapangan mereka kesulitan mendapatkan fasilitas penundaan tersebut, ini yang harus diperhatikan.

Berbeda dengan pembebasan pembayaran listrik bagi pengguna rumahtangga golongan 450 VA dan 900 VA RM 1, yang lebih mudah diaplikasikan.

Untuk jangka panjang mungkin pemerintah perlu melakukan revisi terhadap konsep-konsep.perkotaan di Indonesia. Agar kota bisa lebih smart dan lingkungannya sustainable.

Yah, Covid-19 ini memang tantangan bagi kita semua terutama bagi pemerintah, mari kita sama-sama kompak memutus rantai penyebaran virus ini, dengan cara tetap dirumah saja, tunda dulu lah mudiknya, agar semua bisa cepat kembali pulih seperti sedia kala.

Dan ekonomi bisa terus bergulir, warga kembali bisa mengais rezeki secara normal. Dan jadikan ini pelajaran bagi masa-masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun