Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Warga Miskin Paling Rentan Terdampak Covid-19

12 April 2020   15:02 Diperbarui: 12 April 2020   15:30 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita amati sebaran Virus Corona di Indonesia, menurut catatan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, 80 persen kasus positif Covid-19 berada di Pulau Jawa.

Kota-kota besar seperti Jakarta dan wilayah sekitarnya, Bodetabek serta kota besar lain seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya menjadi pintu masuk penyebaran Virus corona seri terbaru ini.

Karena perkembangan kota mengikuti hirarki sistem kota-kota, maka gejolak dirasakan bermula dari kota Metropolitan  dan kota-kota besar menjalar ke kota ssdang, kemudian ke kota kecil hingga ke pedesaan.

Pandemi Covid-19 ini juga memberi tantangan pembangunan inklusif di Indonesia. Kenyataan yang menyebutkan bahwa penyebaran Covid-19 justru terjadi pada provinsi dengan nilai indeks yang tinggi untuk nilai Pembangunan Ekonomi Inklusif yang dirilis oleh Bappenas. Seperti  DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.

Selain itu, Pandemi ini juga memicu kerentanan terhadap warga miskin, perlu perhatian ekstra terhadap mereka karena 50 persen masyarakat miskin Indonesia menurut data BPS berada di wilayah perkotaan di Pulau Jawa.

Namun bukan berarti  masyarakat miskin di luar Jawa tak perlu diperhatikan, karena dengan fasilias kesehatan yang kualitas dan kuantitasnya lebih buruk dari Pulau Jawa, begitu terkena, risiko yang harus ditanggungnya menjadi lebih besar dibanding masyarakat miskin di Pulau Jawa.

Kenapa warga miskin perlu ekstra diperhatikan, karena mereka lah yang paling rentan terpapar Covid-19 baik di sisi kesehatan maupun imbas dampak ekonominya.

Mereka tak memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya  untuk lebih higienis dan makan makanan yang bergizi  misalnya,  karena kualitas hidup mereka memang terbatas.

Penghasilan tak menentu, tempat tinggal kecil dengan anggota keluarga yang banyak dan tinggal di lingkungan yang sangat padat, seperti yang bisa kita lihat di berbagai daerah kumuh dan padat di DKI Jakarta.

Kondisi ini tentu saja tak memungkinkan untuk melakukan Physical Distancing seperti aturan  yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka bukan tak mau melakikan itu, namun kondisi yang memaksa mereka tak bisa melakukan itu.

Selain itu, akses warga miskin terhadap layanan dasar pun sangat rendah . Bagaimana mau hidup higienis seperti sering mencuci tangan dengan baik jika akses terhadap air saja terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun