Apalagi saat mereka sudah lepas dari krisis ekonomi tahun 1997, Industri film menjadi salah satu lokomotif ekonomi kreatif mereka disamping tentu saja K-Pop yang merajalela ke seluruh antero dunia.
Pemerintah Korea memang tak berkontribusi langsung dengan membiayai sebuah produksi film misalnya.Â
Mereka melakukan pendampingan pemasaran atau membiayai sekolah film, dan memberikan beasiswa bagi para praktisi film untuk menambah wawasan dan teknik dalam bidang perfilman.
Dengan berkembangnya perekonomian Korea menjadi salah satu negara maju. Membuat pasar film di dalam negerinya menjadi besar dan kuat, para penonton Korea memiliki daya beli yang bagus dan kecintaan yang tinggi terhadap film-film produksi negaranya.
Salah satu kunci utama dari pesatnya perkembangan kuantitas dan kualitas film Korea Selatan adalah mereka memiliki penonton dengan minat yang tinggi.Â
Minat yang  tinggi pun tanpa dibarengi dengan fasilitas tak akan optimal. Selain dari sisi produksi,  bioskop yang menjadi tulang punggung pemasaran sebuah produksi film menjadi sangat penting.
Menurut data Kementerian Kebudayaan, Olahraga , dan Pariwisata Korea Selatan per bulan April 2019, jumlah layar bioskop yang ada di Korea Selatan sebanyak 2.800 layar yang tersebar di seluruh wilayahnya.
Seperti diketahui dunia perfilman di Korsel dikuasai oleh dua perusahaan film besar CJ dan Lotte, 80 persen layar bioskop di Korsel dikuasai oleh kedua perusahaan tersebut.
Grup CJ memiliki 1.111 layar, sedangkan grup Lotte menguasai 738 layar. Sisanya dimiliki oleh beberapa perusahaan lain termasuk bioskop indie.
Dengan jumlah penduduk 51,62 juta, rasio jumlah bioskop di Korsel adalah 1: 18.792. Selain jumlah layar bioskop yang cukup banyak.Â
Korsel memiliki sebuah lembaga perfilman yang dibentuk oleh Pemerintah Korsel. Dibawah supervisi dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, yang bertujuan untuk mendukung dan mempromosikan fillm-film Korsel.