Mohon tunggu...
Ferry Hermawan
Ferry Hermawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Moch Ferry Hermawan

mahasiswa sosiologi, UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Hijrah Sebagai New Social Movement Membangun Kontruksi Sosial Pada Kalangan Milenial

11 Juli 2021   12:36 Diperbarui: 11 Juli 2021   12:46 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Segmentasi gerakan hijrab bagi generasi muslim milenial menjadi bentuk pendekatan- pendekatan yang digunakan adalah materi- materi dakwah sesuai dengan kebutuhan generasi muda (Zahara, Wildan, & Komariah, 2020). 

Wacana pada gerakan hijrah terimplementasi pada media sosial sebagai seperangkat pesan komunikasi yang menarik dan efisien, berupa konstruksi identitas dan pembingkaian kultural tentang makna hijrah. Konstruksi tersebut dicapai dengan adanya perubahan paradigma yang berpikir tentang bagaimana ritual keagamaan bukan lagi dinilai sebagai segmen masyarakat generasi ibu-ibu maupun bapak-bapak. 

Respon positif dari gerakan hijrah di kalangan generasi muslim milenial mampu membangun persepsi publik, khususnya generasi milenial, tentang Tuhan dengan ara sederhana (Prasanti & Indriani, 2019). Maka dari itu, tujuan dari adanya gerakan hijrah ini menjadikan generasi muda sebagai objek dakwah.

Konstruksi gerakan sosial baru yang berorientasi pada konsep identitas, meletakkan posisi pribadi sebagai kebersamaan yang bebas, manusia yang bebas dalam mengubah identitas dan mencari makna baru bagi identitasnya yang melahirkan perilaku ekspresi kesalehan. Makna pada gerakan hijrah menjadi wadah untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama, sebagai pembentukan identitas diri setiap anggota itu sendiri, sehingga hijrah adalah penguatan penegasan identitas mereka (Prasanti & Indriani, 2019). Peran dan posisi aktor kolektif secara sadar membangun identitas baru dalam melaksanakan hijrah.

Berkembangnya gerakan hijrah tentu mengarahkan pada bagaimana setiap elemen dalam aspek gerakan dapat mereproduksi makna religius. Aktor gerakan hijrah akan memahami diri mereka sebagai individu yang religius karena keterlibatannya dalam gerakan hijrah. Sebagai model gerakan sosial baru, gerakan hijrah mengemas konsep keagamaan dalam setiap gerakannya. Dikutip dari (Goffman, 1974) dalam jurnalnya (Zahara, Wildan, & Komariah, 2020), konsep pembingkaian kultural menjadi bentuk kerangka penafsiran yang memungkinkan orang untuk menempatkan, memahami, mengidentifikasi dan menamai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sekitar mereka maupun dunia secara keseluruhan.

Pembingkaian kultural pada gerakan hijrah dapat menciptakan aktivitas yang mampu memobilisasi, menginspirasi, dan melegitimasi aksi gerakan dalam bentuk menjadikan para aktornya menemukan makna religiusitasnya. Maka, kampanye gerakan sosial dapat menggerakkan dan memobiliasi sekolompok orang untuk turut serta dalam gerakan tersebut (Saputra, Pujiati, & Simanihuruk, 2020). 

Gerakan hijrah telah menjadi pola gerakan sosial yang dilakukan generasi muslim milenial dengan pengemasan ideologi keagamaan dalam gerakan sosial yang dibangun dalam kehidupan bermasyarakat. Proses pembingkaian kultural berkaitan erat dengan diskursus bagaimana suatu gerakan hijrah melalui media sosial dapat memproduksi makna yang kemudian diyakini sebagai kebenaran oleh masyarakat. 

Dari adanya gerakan hijrah yang diwadahi melalui media sosial ini, bagi para generasi muslim milenial akan lebih mudah untuk mengatur mereka bagaimana bertindak dan berperilaku karena sudah memahami apa yang dibenarkan dan tidak dalam agama (Riadi & Drajat, 2019).

Kesimpulan

Fenomena gerakan hijrah di Indonesia merupakan turunan dari gerakan sosial baru yang berkembang dalam lingkup sosial budaya melalui solidaritas dan keterlibatan aktif masyarakat terutama kalangan millenial dalam mengatasi masalahnya. Hijrah menjadi gerakan sosial baru karena mampu merubah seorang generasi milenial yang mulanya jarang melakukan ritus keagamaan bertransformasi secara massal menjadi generasi milenial yang menjalankan kehidupan sesuai syariat agama dan sunah rasul. Pelaksanaan hijrah memberikan kesan untuk menggerakkan setiap muslim agar selalu ada dinamika dalam hidupnya (Ibrahim, 2016).

Wacana pada gerakan hijrah terimplementasi pada media sosial sebagai seperangkat pesan komunikasi yang menarik dan efisien, berupa konstruksi identitas dan pembingkaian kultural tentang makna hijrah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun