Mohon tunggu...
Ferry Hermawan
Ferry Hermawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Moch Ferry Hermawan

mahasiswa sosiologi, UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Hijrah Sebagai New Social Movement Membangun Kontruksi Sosial Pada Kalangan Milenial

11 Juli 2021   12:36 Diperbarui: 11 Juli 2021   12:46 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sesungguhnya amal- amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan bagi tiap orang apa yang diniatinya. Barang siapa niat hijrah Kepada Allah SWT dan Rosul-Nya maka hijrahnya Kepada Allah dan Rosul-Nya. Barang siapa niat hijrahnya untuk meraih kesenangan dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi". (HR. Bukhari, hadist No. 54 Fathul Bari) Shahih.

Dengan mengikuti apa yang disabdakan Nabi, penting untuk menentukan niat sebelum melakukan hijrah. Maka, disini sesungguhnya urgensi dari hijrah, adalah tentang bagaiman hijrah tidak hanya semata- mata sebagai sebuah aktifitas dalam rangka strategi dan pengorbanan, namun jauh dibalik itu, niat menjadi faktor utama. Persepsi ini menyatakan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, pelaksanaan perintah dan tugas agama adalah tujuan utama hijrah (Uberman & Shay, 2016).

Fenomena hijrah menjadi fenomena sosial yang menandai adanya fase krisis dalam diri manusia, khususnya dikalangan anak milenial. Dalam fase tersebut, seseorang memerlukan  jawaban yang kemudian bertransformasi melakukan perubahan, dalam hal ini ia merubah sesuatu yang ada pada dirinya dari aspek keagamaan. 

Konsep hijrah paling populer menjadi perjalanan spriritual menuju kesalehan sejati. Maka dari itu hijrah dianggap sebagai salah satu proses untuk menstransformasikan perubahan religiutas seseorang. Transformasi hijrah secara makaniyah dideskripsikan sebagai upaya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik , dari kebatilan menuju kebenaran (Yunus, 2019).

Gerakan hijrah merupakan fenomena baru yang sedang berkembang hari ini pada generasi muda atau kalangan milenial, gerakan ini sebagai gerakan keagamaan di Indonesia. 

Paradigma gerakan hijrah pada dasarnya dimaknai sebagai sebuah ritus yang sifatnya personal dan berkembang bergeser menjadi gerakan yang dilakukan secara komunal (Addini, 2019). Hijrah menjadi sebuah trend perubahan sosial bagi generasi milenial, sehingga menjadi sebuah gerakan atau loncatan besar manusia, dalam menumbuhkan semangat reformasi dalam konteks sosial- kemasyarakatan yang beragama. 

Euforia hijrah menjadi gambaran bahwa hadirnya gerakan sosial ini dapat menjadi aspek perubahan sosial dengan menjadikan simbol  agama sebagai sesuatu yang menarik bagi kalangan generasi muslim milenial. Tidak hanya itu, kehadiran media sosial atau teknologi informasi memudahkan penyebaran hijrah lebih meluas.

Dikutip dalam jurnalnya (Zahara, Wildan, & Komariah, 2020) menyebutkan bahwa generasi muslim milenial adalah generasi muda muslim yang terikat oleh cara memandang dunia bahwa keimanan dan modernitas bisa berjalan beriringan. Generasi muslim milenial dipandang sebagai pionir muslim muda modern saat ini. generasi milenial adalah mereka yang bangga dengan kepercayaan mereka, bersifat dinamis, aktif, kreatif, namun demanding. Keberadaan mereka ini akan mengubah budaya dengan cara yang "lembut". Selain itu, ide bahwa sains mengakar kuat pada era keemasan peradaban Islam adalah salah satu faktor yang mendorong mereka untuk mendapatkan kembali posisi mereka di kehidupan modern dan menawarakan pandangan dan bukti bahwa tidak ada hanya agama bisa berjalan beriringan dengan modernitas, melainkan agama juga mampu menginspirasi modernitas. Perkembngan gerakan hijrah dikalangan milenial muslim, memiliki konsep diri tentang bagaimana menjadi individu yang toleran, pluralis, serta dapat menghargai perbedaan dan keberagaman yang melahirkan peluang besar dalam perkembangan dakwah Islam moderat di Indonesia (Zulhazmi & Hastuti, 2018).

Sebagai contoh gerakan hijrah saat ini, yang terkenal dan sangat di sukai kalangan milenial atau anak muda yaitu "Pemuda Tersesat". Kelompok pemuda tersesat ini rame di media diperbincangkan, pasalnya aksi dan kreatifitas yayasan pemuda tersesat ini menjawab pertanyaan atau kegundahan anak muda terkait bagaimana islam menjawab hal hal seputar modernitas yang di jejerkan dengan agama. 

Selain itu, pemuda tersesat ini juga mengajak generasi muslim milenial untuk berdampingan, berkolaborasi, berkreasi bersama orang non muslim dengan toleransi yang baik. Yayasan pemuda tersesat ini diprakarsai oleh Tretan Muslim, Coki Pardede dan kolaborasi dengan Habib Husein Jafar al- Haddar.

Gerakan hijrah "Pemuda Tersesat" memanfaatkan media sosial seperti youtube, Instagram dan Twitter untuk kegiatan dakwahnya. Walaupun nama gerakan ini "Pemuda Tersesat", akan tetapi tujuannya bukan untuk sesat menyesatkan, melainkan untuk mengembalikan kita ke jalan yang lurus. Konten yang berisikan tanya jawab antara netizen dengan Habib Husesin Jafar al- Haddar ini telah mengundang simpatisan bagi mereka yang membutuhkan pencerahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun