Tuh betul kan kalimatnya merembet, Arni membatin. "Wah, gimana yah. Serius sih boleh-boleh aja. Terlalu cepat juga nanti kaget."
"Terlalu cepat bagaimana? berkenalan sekaligus berkomitmen, kan tidak masalah. Bukankah umur kita nggak muda lagi?"
"Nah begini ini nih,"
Sendok yang kupegang nyaris terlepas. "Maksudnya?"
"Kok jadi cepet-cepet gitu yah."
"Saya kan hanya ingin bilang,"
"Tuh, Â baru jalan sekali aja, sudah mau katakan cinta pada saya."
Aku tersenyum. "Katakan cinta? Apakah tidak lucu terdengar, usia yang sudah kepala empat harus mengungkapkan cinta layaknya anak muda?"
"Siapa bilang lucu? Katakan cinta itu perlu, biar si wanita tahu."
"Baik, anggaplah saya sudah mengatakannya." Aku menggelengkan kepala. "Kalau begitu, kita tidak perlu lama-lama berkenalan sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan,"
"Langsung menikah gitu?" wajahnya menyiratkan ketidaksukaan.