Mohon tunggu...
icha khouw
icha khouw Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apakah Cinta Bisa Salah?

7 November 2017   20:23 Diperbarui: 7 November 2017   21:11 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunggu! Kurasa kita seumuran, ku anggap kamu teman. Teman, bolehkah kau menemaniku berkeliling tempat ini?", susul wanita itu sambil bertanya.

"Tapi saya rasa saya tidak...", jawabku bermaksud sopan.

"Ini perintah! Harus begitu baru kau mau?", balasnya.

Cath's pov ***

Entah sudah berapa lama kami begini, aku hanya ingat sudah 6 bulan sejak kepindahanku kesini. Sejak itupun kami dekat dan mulai membagikan cerita kami masing-masing. Biasanya aku tak pernah seakrab ini dengan kaum mereka. Tapi entah mengapa, dia berbeda. Dia membuat aku merasakan sesuatu berbeda. Sesuatu yang tidak pernah kurasakan, sesuatu yang kurasa salah untuk kurasakan. Rasanya ingin sekali aku menghabiskan hari-hariku bersamanya. Namun hal itu hanya khayalan belaka, latar belakang keluarga dan ras menciptakan jurang yang tak dapat kami sebrangi.

Malam ini kami bertemu lagi. Ada yang aneh, matanya memancarkan kegelisahan. Apa yang terjadi padanya? Apa yang ingin ia katakan?

"Cath, apakah cinta bisa salah?", tanyanya penuh bimbang.

"Apa maksudmu?", balasku kebingungan.

"Cath, kaumku dan kaumu berbeda bukan? Sebuah kebodohan bila seorang dari kaummu dan kaumku menjalin kasih bukan? Tapi, kurasa kebodohan itu menyelimutiku. Cath, bolehkan aku mencintaimu?", jelasnya dengan tatapan menuh makna.

Entah apa yang merasukiku, sekejap aku menarik tangannya dan mengajaknya menemui ayahku. Aku sudah gila melakukan hal ini. Tapi aku tidak tahan lagi, aku tidak dapat menyembunyikan perasaanku lagi.

 "Vader!vader!", teriaku sambil menahan isakan tangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun