Buat pasien-pasien tersebut, udara pasti menjadi objek yang sangat berharga. Begitu pula dengan orang-orang berbaju Hazmat tersebut. Tampak mereka berpeluh dan benar-benar menjaga agar tidak ada yang kontak dengan pasien tersebut maupun dengan dirinya. karena penemuan terakhir menunjukkan virus-virus ini bisa bertahan dalam jangka waktu masing-masing di permukaan benda yang berbeda-beda.
Sementara aku hanya menggunakan masker, face shield, dan kacamata pelindung.
Jiwa paranoidku membuatku gusar kembali.
Setiap detik yang kupakai untuk menunggu rapat dengan pimpinan rumah sakit ini membuatku berdebar. Aku tidak ingin seperti mereka, yang kebebasannya direnggut dalam isolasi, yang kenikmatan dalam bernafas direnggut, kenikmatan dalam mencium harum makanan yang hilang, kenikmatan dalam bergerak, ambyar. Belum lagi kemungkinan aku dapat menularkan ke orang lain, ke keluargaku sendiri.
Aku benar-benar gelisah.
Panah panjang jarum jam bergerak menunjukkan detik yang terlewati dengan sangat pelan.
Mungkin hanya perasaanku.
Perasaan ketakutanku terhadap musuh yang tak terlihat ini.
9...
10...
"Pak Rendra, silahkan masuk. Bapak pimpinan sudah menunggu."