Indonesia adalah negara  kepulauan dengan tingkat potensi kehidupan tinggi jika teknologi tidak pernah di ciptakan, negara ini memiliki segalanya yang di butuhkan oleh manusia untuk bertahan hidup bahkan tanpa teknologi, yang mengalir dari dalam tanah,  inti bumi,  menuju pada dataran tinggi, setiap jenggal airnya aman untuk di konsumsi, aman untuk kehidupan ikan air tawar, wajar di gunakan flora dan fauna milik kita untuk hidup berenergi dan terus bertahan, lautan dengan segala jawaban atas beberapa keperluan,  terumbu karang yang tidak pernah menjadi ajang pertunjukan atau cuci mata orang asing atas nama hiburan recehan, tanpa jejak kaki,  tanpa bekas potongan yang bagian lainnya telah di jadikan souvenir.Â
Apa yang salah, apa yang kurang, Â siapa yang salah jadikan ini tak seimbang, Â teknologi? Â Dia tidak se brengsek itu, Â perubahan iklim mendadak cukup merusak? Â Ya, untuk kembali hidup dan kembali berkembang biak, seberapa predator singa, Â seberapa buas buaya, Â seberapa dingin darah kobra, Â menghancurkan tempat tinggal untuk anak cucunya? Â Mungkin juga tidak.Â
Seberapa predator manusia?
Tulisan ini di buat tanpa ada maksud sedikitpun untuk kritik terhadap penciptaan Tuhan dengan segala ke anekaragamnya, Â tapi dalam pembentukan kesadardirian, kami, Â manusia, Â memerlukan bantuan.Â
Bagaimana caranya memohon, Â meminta kepada kalian sedikit kesadardirian untuk pertumbuhan bayi bayi kami, sudahkan lelah mencicipi pembuluh darah bumi kita yang semakin melemah, Â sudahlah menyerah!Â
Terlalu kagum dengan milik orang terlalu bangga dengan hasil karya orang atas tanahnya yang membatu menjulang dengan kerangka, Â maka, Â 'kita pun harus begitu juga' Indonesia, Â pernah terlalu cerdas untuk tidak peduli, Â dan mereka terlalu bodoh memikirkan durasi waktu apa yang mereka bentuk agar segera usai, Â berapa lama usia sebuah gedung, berapa radius kerusakan yang di hasilkan jika itu runtuh, Â tanpa maksud mendoakan kemungkinan terburuknya tapi 'ada masanya'.Â
Kekuatan serta daya unggul seseorang terdapat pada "sifat" apa kemungkinan terburuk jika sifat tersebut terlalu di manjakan, sifat seperti seekor peliharaan namun bukan hewan, terlalu cerdas dan perasa dari gumpalan mamalia.Â
Peliharaan, Â agak mengherankan karena itu julukan untuk hewan, Â yang di sayang dan tidak di biarkan untuk mati, Â senantiasa di jaga agar tetap bisa bersama, di kendalikan agar bersikap seperti yang di inginkan, itu yang harus, dalam beberapa situasi, manusia, Â oleh peliharaannya (sifat) nyaman ter urus, seperti terikat pada bagian lehernya ya menurut saja.Â
'Ada yang salah sama masyarakat kita'
Kesimpulan ini di dapatkan berdasarkan hasil pengamatan, keingintahuan, ke khawatiran, dan pemikiran (opini)Â
'Memangnya sifat seperti apa yang salah, Â memangnya sifat seperti apa yang dapat menghancurkan tempat tinggal anak cucu dari anak anak kita? Â Memangnya kita tau apa isi saku manusia yang berpengaruh buat kita? Memangnya siapa kita?! Â Peduli apa aku?'