3. Kumpulkan bukti untuk pihak berwenang
Jika bullying yang dilakukan terbukti secara fisik dan seksual, jangan ragu untuk membicarakan masalah ini dengan pihak sekolah.
Jangan biarkan terus-terusan mendapat perundungan hanya karena Anda merasa tidak enak untuk membicarakannya dengan pihak sekolah.
Perundungan dapat mengakibatkan berbagai masalah mulai dari gangguan makan, gangguan tidur, hingga depresi jika dibiarkan terlalu lama tanpa penyelesaian.
Ketika anak menghadapi kasus bullying, simpan semua bukti yang ada bahkan lakukan visum jika diperlukan. Kemudian, tunjukkan pada pihak sekolah.
meminta bantuan dari pihak sekolah beserta kepolisian untuk menindak kasus tersebut jika sudah menyangkut fisik dan seksual.
4. Bangun kembali kepercayaan diri anak
Sangat wajar jika anak sangat ketakutan, cemas, marah, dan sedih dalam waktu yang bersamaan.
Sebagai orangtua, peran Anda dibutuhkan untuk membuatnya tenang dan mengembalikan kepercayaan dirinya.
Ajari anak Anda untuk melawan hinaan atau ejekan dari pelaku dengan cara yang dewasa.
Sebagai contoh, dengan mengatakan, “Jangan mengejekku seperti itu,” atau, “Daripada menghina orang lain, lebih baik cari kegiatan lain saja sana,” sambil menatap mata pelaku.
Intinya, bullying bukan sekadar “permainan” anak di usia remaja. Ada dampak bullying yang bisa terjadi bahkan dapat berakibat fatal pada kondisi mental korbannya.
Untuk itu, Mari jangan ragu untuk bertanya pada anak jika sikapnya berubah cukup drastis.