Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Menulislah bila itu cahayamu. (Instagram/fazil.abdullah

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belang yang Dikenang

22 Agustus 2024   21:53 Diperbarui: 23 Agustus 2024   17:39 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri/bing image creator) 

"Aku takut melawan Harimau Muda," tutur Landak, meringkuk dalam persembunyiannya.

Orangutan dan Kancil hanya bisa mengingatkan hewan-hewan lain akan bahaya yang mengancam, tanpa bisa beraksi. Tenggelam oleh kelemahan nan rentan dan benteng egoisme berselimutkan keserakahan.

"Semua sudah buta dan lumpuh!" teriak Orangutan dengan putus asa. "Kita melihat tapi membiarkan penghancuran!"

"Halah kamu iri. Coba kau dapat bagian, kau tak akan bilang begitu. Biarkan saja atau kau minta jatahmu kalau kau bisa masuk lingkaran mereka," sinis Landak.

Buta dan lumpuh sudah penghuninya. Maka eksploitasi alam terus berlanjut oleh pembangun. Mereka dapat remah-remah, sementara daging untuk pembangun dan penguasa.

Savana semakin rusak, sumber daya semakin menipis. Pemandangan tandus dan gersang dari segala arah.

Lalu bencana datang. Kemarau berkepanjangan melanda savana, diikuti oleh kebakaran hutan yang dahsyat. Api melahap segalanya, meninggalkan jejak hitam dan kepulan asap yang menyesakkan.

Hewan-hewan berlarian panik, mencari perlindungan yang tak mereka temukan. Banyak yang mati terpanggang, terjebak dalam kobaran api yang tak kenal ampun. Savana berubah menjadi neraka.

***

Savana oh savana. Ia hanya hamparan kering, hitam, dan berbara. Sungai-sungai telah menguap dan mengering.  Hewan-hewan tercerai-berai, terusir dari rumah mereka, atau mati kelaparan.

Harimau Muda, yang dulu berkuasa, kini jatuh miskin. Ia mengaum di bukit kesenyapan. Sesekali turun mencari mangsa-mangsa lemah penuh amarah dan bara luka kejatuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun