Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belang yang Dikenang

22 Agustus 2024   21:53 Diperbarui: 23 Agustus 2024   17:39 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri/bing image creator) 

Harimau Tua, setelah bertahun-tahun berkuasa, akhirnya menghembuskan nafas. Ia mati dengan kesedihan melepaskan kekuasaannya. Ia dikelilingi oleh segelintir pengikutnya yang setia dan tak. "Sedih sekali aku harus meninggalkan kalian," katanya yang terakhir kali.

"Selamat jalan, Harimau Tua. Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Belangmu selalu terkenang sepanjang hayat kami," ujar Harimau Muda bermakna ganda.

***

Matahari pagi menyinari savana yang masih diselimuti kabut tipis. Harimau Muda berdiri di atas bukit tertinggi, menatap hamparan luas wilayah kekuasaannya yang baru. Angin sepoi-sepoi membelai bulunya, membawa aroma rerumputan segar dan kebebasan.

"Akhirnya," suaranya bergema di bukit di antar angin ke savana. "Savana ini milikku."

"Semoga ia menjadi pemimpin yang adil dan mensejahterakan penghuni savana," harap Rusa, matanya berkaca-kaca.

Harimau Muda melangkah turun dengan penuh kharisma, disambut sorak-sorai hewan-hewan yang antusias. Ia berjanji akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh penghuni savana.

Namun, di balik sorot matanya yang tenang, terpendam luka yang digoreskan Harimau Tua. Masih membara. Luka mendalam dipendam menjadi dendam menjadi bara api ketika punya tempat.

"Mereka yang dulu mendukung Harimau Tua akan merasakan akibatnya," bisiknya datar pada Kancil.

Kancil terkejut menatapnya dengan khawatir. "Jangan biarkan dendam menguasaimu, Yang Mulia," nasihatnya pelan. "Balas dendam hanya akan membawa pada petaka."

Harimau Muda mengibaskan ekornya. "Mereka harus bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Kesalahan harus dihukum biar ada efek jera dan tak mengulang," ucapnya teguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun