Mohon tunggu...
Fahmi Aziz
Fahmi Aziz Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penikmat kata

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menjiwai Gotong Royong Warga Korea 1998, Kalau di Indonesia Bagaimana?

30 Juni 2020   21:26 Diperbarui: 1 Juli 2020   13:08 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal baik ini patut ditiru, terlebih pada saat ini. Di mana pandemi turut menyapu perekonomian nasional. Hingga akhir tahun nanti saja, diproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif 0,4-1,0 persen. Pencapaian ini jauh sekali dari rata-rata pertumbuhan sepanjang 20 tahun belakangan, sekitar 5 persen. 

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani sendiri mengaku krisis ini lebih kompleks dibanding krismon 1998. Karena penyebaran virusnya yang belum bisa ditahan. Sementara, vaksinnya masih dalam tahap pengujian. "Belum jelas, kapan pandemi ini berhentinya," ungkap dia, Senin (6 April 2020). 

Adapun upaya untuk memutus rantai penularan COVID-19 sementara ini justru berpotensi menurunkan kegiatan produksi dan aktivitas ekonomi domestik. Apabila penyebaran COVID-19 terus berlanjut, tekanan terhadap sistem keuangan Tanah Air akan lebih parah lagi. 

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor paling terdampak. Padahal sebagai pilar perekonomian nasional, UMKM memiliki peran vital.

Berdasarkan data BPS 2016, UMKM menyerap hingga 89,2 persen dari total tenaga kerja dan menyediakan hingga 99 persen dari total lapangan kerja. Juga menyumbang 60,34 persen dari total PDB nasional, 14,17 persen dari total ekspor dan 58,18 persen dari total investasi. Sudah barang tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Akhirnya, pemerintah melakukan intervensi. Dimulai dengan mengucurkan berbagai alokasi anggaran dan skema bantuan guna menstimulus pemulihan UMKM. Tapi, yang namanya stimulus tidak bisa terus-menerus. Pemerintah memiliki anggaran terbatas. Oleh karena itu, perlu partisipasi masyarakat guna menyelamatkan UMKM. 

Partisipasi yang bagaimana bisa dilakukan masyarakat? Tidak lain dan tidak bukan dengan membeli dan menggunakan produk UMKM. 

Lah kok, malah enak banget dong pelaku UMKM? Seperti yang sudah disinggung di awal. UMKM merupakan urat perekonomian kita. Dari mana lapangan pekerjaan? Dari mana pemasukan negara? Dari mana ekspor? Dari mana investasi? Ya, UMKM. Kita memiliki hubungan ketergantungan satu sama lain. Perlu adanya sinergi dari kedua belah pihak

3. Gerakan Bangga Buatan Indonesia


Guna memaksimalkan partispasi masyarakat ini, pemerintah mencanangkan 'Gerakan Bangga Buatan Indonesia'. Sejatinya, kampanye semacam ini sudah ada sejak lama, tapi tidak efektif dan kurang terdengar gaungnya.

Berkaca dari kampanye pengumpulan emas Korea, ada beberapa elemen yang perlu ada di dalam kampanye ini agar bisa berhasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun