Mohon tunggu...
Faza NurF
Faza NurF Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Semangatt menulis..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahkota dan Jubah Kehormatan untuk Ayah dan Ibu

7 Februari 2021   17:48 Diperbarui: 7 Februari 2021   18:23 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kita baru pertama kali kaa, dateng kesini, kecuali Faisal tuh. Itu juga karena waktu itu dia sakit kan. " Jawab Hafidz.

"Iya iya itu HP nya di laci sana, di belakang HP nya ada tulisan kartu yang di pakai di HP itu. Kalian pilih HP yang kartunya sama yaa dengan nomor orang tua kalian. Biar biaya telpon nya juga murah. " Ucap kaka pembimbing.

" Iya siap kaa" Balas Faisal.

Mereka bertiga pun mulai mengambil HP dan memasukkan nomor ponsel orang tua mereka masing-masing. Hafidz pun yang mendengar suara ayah dan ibunya merasa tenang mengetahui mereka baik-baik saja disana. Hafidz pun mengatakan bahwa dirinya disini baik baik saja, semuanya berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit kendala pada waktu itu, ia mengatakan pada orang tuanya bahwa ia bisa mengatasi semuanya. Orang tua nya pun mendengar anaknya sudah terbiasa dengan kebiasaan pondok merasa lega, tidak ada yang perlu di khawatirkan setelah mengetahui anaknya bisa begitu dewasa dalam menghadapi masalahnya. Setelah 15 menit mereka berbincang dengan orang tua masing-masing, mereka pun memutuskan untuk menutup sambungan telepon karena harus bersiap mandi dan mengaji sore.
" Kak, ini kami sudah menelpon nya, terimakasih ya kak." Ucap Hafidz.

"Iya kak, Terima kasih ya. " Tambah Faiz dan Faisal.

"Iyaa sama sama, ayo katanya mau mandi. Nanti takutnya antri lagi. " Titah kakak pembimbing nya.

" Iya iya siap kaa assalamu'alaikum. " Ucap mereka bertiga.

" Iyaa wa'alaikumsalam. " Balas kakak pembimbing tersebut.

Sudah 10 bulan terlewati. Artinya 2 bulan lagi mereka akan pulang massal.
Pada malam itu tidak seperti biasanya Hafidz bermimpi sang ayah. Dalam mimpinya, Ayah melambaikan tangan kepada Hafidz dengan mengenakan jubah putih. Di dalam mimpi nya Hafidz terheran heran mengapa ayahnya melambaikan tangan, Hafidz mencoba menggapai tangan ayahnya tetapi tidak tercapai. Setelah Hafidz mengedipkan mata, ayahnya hilang entah kemana Hafidz berteriak memanggil manggil ayahnya tetapi tetap tidak muncul.

Seisi kanar yang mendengar Hafidz berteriak di tengah malam  semua langsung terbangun. Faisal mendekat kemudian mencoba menyadarkan Hafidz.

" Fidz, fidz bangun kamu kenapa? Hafidzzz.. " Ucap Faisal sambil menggoncangkan badan Hafidz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun