" Kita baru pertama kali kaa, dateng kesini, kecuali Faisal tuh. Itu juga karena waktu itu dia sakit kan. " Jawab Hafidz.
"Iya iya itu HP nya di laci sana, di belakang HP nya ada tulisan kartu yang di pakai di HP itu. Kalian pilih HP yang kartunya sama yaa dengan nomor orang tua kalian. Biar biaya telpon nya juga murah. " Ucap kaka pembimbing.
" Iya siap kaa" Balas Faisal.
Mereka bertiga pun mulai mengambil HP dan memasukkan nomor ponsel orang tua mereka masing-masing. Hafidz pun yang mendengar suara ayah dan ibunya merasa tenang mengetahui mereka baik-baik saja disana. Hafidz pun mengatakan bahwa dirinya disini baik baik saja, semuanya berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit kendala pada waktu itu, ia mengatakan pada orang tuanya bahwa ia bisa mengatasi semuanya. Orang tua nya pun mendengar anaknya sudah terbiasa dengan kebiasaan pondok merasa lega, tidak ada yang perlu di khawatirkan setelah mengetahui anaknya bisa begitu dewasa dalam menghadapi masalahnya. Setelah 15 menit mereka berbincang dengan orang tua masing-masing, mereka pun memutuskan untuk menutup sambungan telepon karena harus bersiap mandi dan mengaji sore.
" Kak, ini kami sudah menelpon nya, terimakasih ya kak." Ucap Hafidz.
"Iya kak, Terima kasih ya. " Tambah Faiz dan Faisal.
"Iyaa sama sama, ayo katanya mau mandi. Nanti takutnya antri lagi. " Titah kakak pembimbing nya.
" Iya iya siap kaa assalamu'alaikum. " Ucap mereka bertiga.
" Iyaa wa'alaikumsalam. " Balas kakak pembimbing tersebut.
Sudah 10 bulan terlewati. Artinya 2 bulan lagi mereka akan pulang massal.
Pada malam itu tidak seperti biasanya Hafidz bermimpi sang ayah. Dalam mimpinya, Ayah melambaikan tangan kepada Hafidz dengan mengenakan jubah putih. Di dalam mimpi nya Hafidz terheran heran mengapa ayahnya melambaikan tangan, Hafidz mencoba menggapai tangan ayahnya tetapi tidak tercapai. Setelah Hafidz mengedipkan mata, ayahnya hilang entah kemana Hafidz berteriak memanggil manggil ayahnya tetapi tetap tidak muncul.
Seisi kanar yang mendengar Hafidz berteriak di tengah malam  semua langsung terbangun. Faisal mendekat kemudian mencoba menyadarkan Hafidz.
" Fidz, fidz bangun kamu kenapa? Hafidzzz.. " Ucap Faisal sambil menggoncangkan badan Hafidz.