"Bila kalian mendapatkan warisan dunia, dikejar-kejar. diperebutkan, ingin sekali kan? Tapi dalam konteks warisan ini, Allah punya sesuatu yang sangat berharga, ingin dianugerahkan kepada hamba-hamba terpilihNya. Jadi, orang yang mendapatkan anugerah Al-qur'an, dia menjadi hamba yang terpilih, dia mendapatkan anugerah teragung yang diberikan Allah SWT. Salah satu dari sekian hamba yang Allah pilih adalah kalian. Iyaa kalian, maka disini kalian harus bersyukur bisa menjadi hamba pilihan Allah." tutur Pak Kyai pada santri nya agar membuat para santrinya memiliki semangat yang tinggi dalam menghafal.
Selain itu, Pak Kyai menambahkan bahwa Allah dengan tegas menjanjikan, ahli dan penghafal Al-qur'an ini, yang mampu memelihara dan menjaganya, Allah akan berikan hadiah dengan masuknya mereka ke Surga 'Adn. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Fathir ayat 33 yang artinya: "(Bagi mereka) surga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera."
"Anak-anakku sekalian, Seorang Hafiz atau Penghafal Al-qur'an bisa menyelamatkan anggota keluarganya dari siksaan api neraka di akhirat kelak. Nanti kalian akan memberikan syafaat kepada anggota keluarga hingga keturunan kalian.
Dengan izin Allah SWT, kalian bisa gandeng ibu yang telah melahirkan kalian, ayah yang telah merawat kalian, pasangan hidup kalian dan juga anak-anak kalian kelak sampai keturunan ke belakang sepanjang mereka beramal saleh. Mereka akan dipimpin oleh penghafal Al Qur'an ini masuk surga dan disambut oleh semua malaikat di pinggir surga," Ucap Pak Kyai.
"Para penghafal Al-quran ini akan diberikan kalimat penyambut oleh para malaikat, 'Maka silakan nikmati tempat tinggal yang penuh sensasi ini, yang tidak pernah dirasakan dan dihuni oleh orang sebelumnya, oleh siapapun makhluk Allah.' Maka dari itu siapa dari kalian yang berkeinginan masuk dalam golongan ini? Yang dimuliakan bahkan Nabi SAW pun memuji golongan ini. Jika kalian ini berada dalam golongan ini maka apa yang harus kalian lakukan?. Tanya pak kyai.
" Menghafal Al-Qur'an. " Jawab para santri yang berada di aula secara serentak.
 "Maka dari itu, berbahagialah kalian berada diantara orang- orang yang terpilih. Berlomba-lomba lah dalam kebaikan. Tidak perlu seberapa banyak dan cepat kalian Menghafal. Tapi seberapa banyak kalian mengulang. Kalian menghafal sekali, mengulanglah 100 kali. Muraja'ah itu penting yaa anak-anakku sekalian. Para ustadz dan ustadzah yang berada di samping bapak ini yang akan membimbing kalian dari mulai Tahsin, hingga lancar. Kemudian menerima setoran dari yang hanya beberapa baris sampai beberapa halaman. Kemudian mereka juga yang akan menyimak kalian sampai saat wisuda nanti. Semangat menjadi pejuang di jalan Allah. Sekian dari bapak. Bapak ucapkan Terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. "
Â
 " Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh " Jawab para santri serentak.
Â
 Pak kyai pun menyudahi acara hari ini dan turun dari atas panggung sana.
 Hafidz bersama teman-teman yang menyimak dari awal hingga akhir merasa terkagum-kagum dengan penuturan yang di tuturkan oleh pimpinan pondok pesantren tersebut. Dan mereka bertekad akan menyelesaikan Hafalan nya di pondok ini.
BAGIAN 5
Sudah sekitar kurang lebih 7 bulan Hafidz menjalani hidup sebagai seorang santri, keluh kesah Hafidz rasakan. Dari mulai malas menghafal, muraja'ah berantakan, bentrok nya hafalan dengan pelajaran di kelas sekolah hingga masalah dengan teman sekamarnya. Banyak yang sudah Hafidz lalui. Tetapi semua itu Hafidz adukan kepada kaka kelas nya dan membuat Hafidz kembali teringat dan sadar tujuan awal Hafidz datang kesini untuk apa. Masalah pun, ia bereskan satu persatu dengan bantuan kaka-kaka baik yang membimbing mereka disana.
Hari ini, Hafidz berencana pergi mengunjungi wartel untuk menanyakan kabar orang tua nya. Hafidz mengajak kedua sahabatnya karena sudah memiliki rencana dari kemarin malam untuk menghubungi orang tua mereka.
" Assalamu'alaikum" Ucap ketiganya bersamaan setelah sampai di wartel pondok.
"Wa'alaikumsalam ade-ade cakep. " Balas kaka pembimbing bagian komunikasi yang ada di wartel tersebut.
" Kak, kita boleh nelpon nih ya? " Tanya Faiz.
" Kalian sudah berapa kali nelpon ke orang tua sejak datang kesini? " Tanya kaka pembimbing tersebut.