Mohon tunggu...
Fawaizzah Watie
Fawaizzah Watie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan. Duapuluhan. \r\n\r\n\r\nhttp://fawaizzah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Girls Day Out: Ketika Para Perempuan Mencumbui Alam

26 Juni 2012   10:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian kami membentuk lingkaran, memutar botol dan ketika tutup botol berhenti menghadap titik yang sudah dinamai, maka orang dengan nama itu harus siap menerima pertanyaan-pertanyaan dari kami.  Dan kami harus menjawab dengan jujur.  Dan ya, topik pertanyaan kami selalu tak jauh dari kehidupan cinta.  Berbagai pendapat, sanggahan dan pandangan turut menghujani sesi ini.

Setelah puas bercerita dan mendengar, kami rebahan memandang langit.  Menghitung bintang jatuh.  Menjelang dini hari, kami memasuki tenda untuk beristirahat.  Tidur.

Pagi!!

Biasanya jika di rumah, jam pagi seperti ini aku sedang berbincang dengan buku rahasia, menulis surat pagi untuk kopi.  Tapi kali ini, ketika aku bangun yang pertama kali terdengar adalah deburan ombak.  Sunrise yang remang-remang dan perbincangan para pencari lobster yang tengah menimbang hasil tangkapannya.

[caption id="attachment_184907" align="aligncenter" width="480" caption="Pagi di Seruni"]

13407739421096487570
13407739421096487570
[/caption]

[caption id="attachment_184908" align="aligncenter" width="480" caption="Pagi di Seruni"]

1340774025937992327
1340774025937992327
[/caption] Aku, Mak’e dan Pak’e Gendut lekas menuju tempat di mana ada rembesan air tawar di bukit karang.  Membersihkan diri dan mengambil air untuk memasak.  Dan nyatanya, kami malah keasyikan basah-basahan di pantai.  Kawan lainnya memilih mendaki bukit karang untuk mengambil gambar, lainnya memilih membakar kentang untuk sarapan.  Tapi tak seberapa lama, mereka menyusul kami.  Bermain dengan ombak laut selatan.

[caption id="attachment_184912" align="aligncenter" width="480" caption="Bermain Bersama Ombak"]

13407746071239711130
13407746071239711130
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="487" caption="Bermain Bersama Ombak"]
Gambar
Gambar
[/caption]

Dan ya, kami tengah merasa berada di pantai kami sendiri.  Bagaimana tidak?  Hanya ada kami yang ada di sana. Pak’e gendut memilih untuk menyiapkan sarapan, dan jadilah kami lima perempuan menggila di Pantai Seruni.

Setelah puas bermain dan ‘melarung’ kami membersihkan diri di saluran air tawar.  Mandi, kemudian kembali ke tenda.  Seperti belum puas, kami masih saja melakukan hal-hal absurd sambil menunggu sarapan siap.  Mulai berdandan aneh, berpose tak biasa, intinya kami tengah melepas segala kepenatan hidup.

Lagi pula, kapan lagi kami mampu seperti itu.  Berada di tempat yang belum banyak tersentuh dunia luar.

[caption id="" align="aligncenter" width="487" caption="Menggila Bersama"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun