Secara umum perdagangan yang dilakukan pedagang muslim dapat digambarkan dengan: mula-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan yang kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk sementara maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan (pejokan).
[1] Merupakan saluran yang dipilih di awal.Â
Saluran Perkawinan
Saluran islam yang melalui perkawinan yaitu antara pedagang atau saudagar dengan wanita pribumi yang memiliki jalinan erat, jalinan baik ini kadang diterukan dengan perkawinan antara kaum putri pribumi dengan para pedagang islam yang kemudian wanita tersebut masuk islam. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang muslim.
[2] Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social yang lebih baik dari pada kebanyakan pribumi, sehigga penduduk pribumi, terutama putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar tersebut.Â
Sebelum kawin, mereka di islamkan terlebih dahulu. Setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul kampong-kampung, daerah-drah, dan krajaan-kerajaan muslim.
Saluran Pendidikan
Menyebarkan agama islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren yang merupakan tempat pengajaran agama islam bagi para santri. Untuk memperdalam ajaran-ajaran agama islam yang kemudian menyebarkannya di Indonesia.
Saluran Kesenian
Penyebaran islam menggunakan media-media kesenian seperti pertunjukan wayang,
[3] yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang yang disisipkan ajaran agama islam. Seni gamelan juga mengundang masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut, yang selanjutnya diadakan dakwah agama islam.