Dalam penelitian ini tim penulis menggunakan teori Power Elite yang dikemukakan oleh Charles Wright Mills, seorang sosiolog Amerika Serikat yang lahir di Waco Texas tanggal 28 Agustus 1916. Mills Mengutarakan salah satu teori kontemporer yang menjadi kritik dari teori Elite klasik yaitu teori Power Elite. Mills lebih berangkat dari teori kelas dan teori konflik yang dikemukakan oleh Marx dan Weber. Dari sinilah muncul penilaian bahwa Mills memang sangat dipengaruhi oleh dua pakar sosiologi tersebut.
Jika dilihat dari latar belakang sosok pak Ivan Dicksan dan Dede Muharam merupakan sosok yang sangat tulen. Yang pertama, Pak Ivan merupakan sosok birokrat tulen yang sudah kurang lebih 30 tahun menjadi ASN di kota Tasikmalaya. Dimulai dari staf, lurah, camat, kepala dinas, dan jabatan tertinggi di kota Tasikmalaya yang komandan PNS-nya adalah sekda, yang sempat dijabat juga oleh Pak Ivan sebagai sekda kota Tasikmalaya selama 7 tahun.Â
Kemudian Yang kedua, Pak Dede Muharram merupakan sosok politisi organik, politisi tulen dari PKS, termasuk pendiri PKS, pernah menjabat sebagai ketua DPD PKS, dan jabatan publiknya pernah 3 periode sebagai anggota DPRD kota Tasikmalaya.
 Keterpilihan sebagai calon walikota dan wakil walikota Tasikmalaya, Ivan Dicksan-Dede Muharam diharapkan mampu memberikan beberapa opsi kebaharuan terutama pada visi-misi yang mereka sampaikan. Keterpilihan Ivan Dicksan-Dede Muharam sebagai calon walikota dan wakil walikota melahirkan pemahaman baru bahwa mantan calon birokrat dan legislator mampu bersaing dengan tokoh-tokoh yang didukung oleh beberapa elite politik lokal.
Menurut Miriam Budiarjo, politik mencakup semua aktivitas dalam sistem politik atau negara yang berhubungan dengan penentuan tujuan-tujuan sistem tersebut, serta cara-cara untuk mencapainya (Budiardjo, 2002). Ketika mengamati tindakan politis, harus mencakup proses di mana sekelompok orang menggunakan kekuasaan atas orang lain atau berusaha agar ideologi mereka diterima oleh orang lain.Â
Ada juga pandangan bahwa politik adalah perjuangan untuk mengangkat penguasa yang menetapkan kebijakan pemerintah. Meskipun definisi ini membedakan antara aktivitas politik dan non-politik, namun belum sepenuhnya mencakup kegiatan-kegiatan non-pemerintahan.Â
Dalam dunia politik lokal, teori elite dan konsep local strongman memainkan peran penting dalam memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh. Teori elite, yang dikembangkan oleh para sosiolog seperti Vilfredo Pareto dan Gaetano Mosca, menyatakan bahwa dalam setiap masyarakat, terdapat sekelompok kecil individu yang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar. Kelompok ini, yang dikenal sebagai elite, mampu mengendalikan sumber daya dan keputusan politik, seringkali tanpa tantangan berarti dari mayoritas populasi.
Perbandingan dengan penelitian sebelumnya masih sama dengan calon kepala daerah sebagai subjeknya. Secara empiris juga telah banyak dilakukan penelitian terkait dengan kekuatan politik dalam pilkada. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang tim penulis jadikan sebagai referensi tambahan dalam penulisan penelitian ini, diantaranya:
 1."Strategi Marketing Politik Kang Erwin Calon Walikota Bandung 2024 dalam Penyebaran Pamflet (Political Marketing Strategy of Kang Erwin Candidate for Mayor of Bandung 2024 in Pamphlet Distribution)." Dalam penelitian ini, dijelaskan mengenai strategi kekuatan serta pemasaran politik terhadap calon walikota dan wakil walikota Bandung 2024.Â
Penelitian menggunakan pendeketan teori strategi pemasaran kampanye yaitu positioning, branding, segmenting. Penelitian ini mengkaji menggunakan metode observasi virtual serta wawancara kepada dua narasumber yang dijadikan subjek dalam penelitian.
2."Kekuatan Politik Ormas (AMPHIBI) Untuk Memenangkan Pasangan Calon Ahyar-Mori Pada Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah". Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwasannya Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) tidak bisa lepas dari seorang tokoh sentral atau tokoh informal yang menjadi salah satu kekuatan politik untuk memenangkan sebuah kontestasi politik.Â