"Ada apa kok teriak-teriak, Bu?"
"Monyet, Pak. Ada monyet. Ia mengambil pisang yang ada di dapur."
"Lho, sejak kapan monyet-monyet mampir ke rumah kita, Bu?" Mbah Harso bingung.
"Entahlah, Pak. Mungkin monyetnya nyasar," selorohnya.
Sejak kejadian itu, Mbah Harso dan istrinya semakin berhati-hati menyimpan makanan. Mereka pun masih bertanya-tanya dari mana asalnya si monyet itu.
"Mak, tadi aku dari rumah juragan Ismail. Aku melihat tiga ekor monyet masuk ke dapur dan mengacak-ngacak lumbung makanan milik juragan." Cerita Jamal yang kala itu baru saja pulang.
"Monyet? Masuk rumah?" tanya Winarsih ke anaknya.
"Baru saja ada seekor monyet yang sedang khusyuk makan pisang di dapur kita." Cerita Mbah Harso ke Jamal.
"Pisang yang ada di dapur?"
"Iya, Jamal. Lihat saja ke dapur, tinggal kulitnya!" ucap Winarsih.
Cerita mengenai monyet masuk perumahan warga pun bergulir kian cepat di kampung. Penduduk bertanya-tanya mengenai penyebab penyerbuan yang dilakukan monyet-monyet itu. Kebun-kebun warga pun porak-poranda di jajah monyet. Begitu juga dengan simpanan makanan mereka di dapur, ludes. Kepala Desa pun mengumpulkan warga untuk berembug.