Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Jadi Budak Perasaan! Seni Mengelola Emosi agar Hidup Lebih Tenang

3 Februari 2025   13:47 Diperbarui: 3 Februari 2025   14:34 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara evolusi, manusia punya mekanisme "fight or flight" (lawan atau lari) yang bikin kita refleks menghadapi ancaman. Dulu ini berguna saat manusia harus kabur dari harimau atau berantem sama suku lain. Masalahnya, di zaman modern, kita sering bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil.

Fakta menarik:
Penelitian dari Yale University menunjukkan bahwa otak manusia lebih cepat memproses emosi negatif dibanding emosi positif. Itulah kenapa kita lebih gampang marah atau tersinggung daripada merasa damai dan santai.

Kenapa Lebih Baik Menjadi Responsif?

  • Menghindari drama yang nggak perlu Hidup lebih damai, nggak capek sendiri.
  • Meningkatkan hubungan sosial  Nggak gampang bentrok sama orang lain.
  • Membantu pengambilan keputusan yang lebih baik  Nggak asal ngomong atau bertindak yang akhirnya bikin nyesel.

Jadi, intinya reaktif itu default setting, tapi responsif itu skill yang bisa dilatih. 

Bagaimana caranya?

Strategi Ampuh Mengelola Emosi Agar Nggak Jadi Tukang Ngamuk!

Pernah dengar istilah "sabar ada batasnya"? Nah, kenyataannya, yang sering kejadian justru emosi yang nggak ada batasnya. 

Entah itu karena macet, chat cuma dibaca tanpa dibalas, atau nunggu paket COD yang gak kunjung datang. Banyak hal dalam hidup yang bisa bikin kita naik darah. Tapi, apakah harus semua hal kita respons dengan marah?

Jawabannya: Nggak harus! Regulasi emosi itu skill yang bisa dilatih. Berikut strategi biar nggak jadi 'tukang ngamuk' tiap hari:

1. Kenali dan Sadari Emosi (Self-Awareness)

Masalahnya: Banyak orang langsung marah tanpa tahu kenapa mereka marah. Kadang bukan karena situasinya, tapi karena emosi yang udah numpuk dari sebelumnya.

Solusi:

  • Coba kasih label ke emosi kamu. Misalnya: "Aku kesel karena ini nggak sesuai harapanku" daripada cuma "Aku marah!"
  • Tanya diri sendiri: "Kenapa aku marah? Apa ini masalahnya atau ada hal lain yang bikin aku kesal sebelumnya?"
  • Kasih waktu delay. Daripada langsung bereaksi, hitung sampai 10 dulu. Kalau masih pengen ngamuk, hitung sampai 100. Kalau masih mau ngamuk juga, mungkin butuh makan dulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun