3. Membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik serta keteladanan baik.
4. Membangun sikap warga Negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bnagsa lain dalam suatu harmoni.
Implementasi Pendidikan Karakter
 1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia di mana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Di dalam keluarga, manusia belajar memperhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu, hingga penanaman etika dan moral. Dengan kata lain pengalaman interaksi sosial di dalam keluarga, turut menentukan pula cara-cara tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Orang tua harus mendidik dan membimbing anak dengan benar, karena faktor keluarga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya krisis moral.
Kedua orang tua juga harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum serta kehidupan manusia. Yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satusatunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak yang secara tidak sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua di sisni berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataean teoritis maupun praktis. Orang tua juga harus menerapkan kebiasaan baik sehingga kebiasaan tersebut terbentuk menjadi karakter yang baik.
2. Lingkungan Sekolah
Konsep dasar pendidikan karakter di sekolah atau madrasah pastinya harus didasari pada visi, misi, dan tujuan sekolah atau madrasah yang bersangkutan yang kemudian diimplementasikan ke dalam  kurikulum dan mata pelajaran, budaya madrasah baik di lingkungan guru maupun siswa, dan pengembangan diri melalui program pembiasaan dan pengembangan minat dan bakat siswa.
(a) Kurikulum/Mata Pelajaran. Adapun pengembangan kurikulum yang bisa dilakukan adalah : Memaksimalkan kembali proses intergasi nilai-nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, baik mata pelajaran yang secara konten mengajarkan nilai-nilai karakter dan kebajikan seperti halnya mata pelajaran PAI, maupun materi yang tidak secara konten mengajarkan nilai-nilai karakter seperti matematika dan sebagainya. Memaksimalkan kembali program pembiasaan baik yang bersifat ritual maupun non ritual selama proses pembelajaran. Memberikan penekanan kembali para pengejar PAI dan PPKN pada penanaman dan pengalaman nilai-nilai karakter, dan tidak hanya berfokus pada nilai saja. Memaksimalkan kembali proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam setiap mata pelajaran. Memaksimalkan kembali proses komunikasi antara guru dengan orangtua siswa untuk memantau sejauh mana perkembangan siswa sekaligus putra-putri mereka baik di lingkungan sekolah maupun perkembangan siswa selama di rumah. Memaksimalkan kembali reward (hadiah) terhadap sejumlah prestasi siswa tidak hanya dalam bidang akademik akan tetapi juga dalam bidang ibadah dan akhlak keseharian
(b) Budaya Sekolah Atau Madrasah. Anak akan belajar dari lingkungan terdekatnya, inilah yang kemudian harus semakin kita sadari untuk menciptakan sebuah budaya dan kultur sekolah atau madrasah yang positif bagi perkembangan karakter siswa. Menciptakan budaya di sekolah atau madrasah tentu harus diawali dengan adanya keteladanan (uswah) dari guru dan orang-orang yang berada di dalam lingkungan sekolah atau madrasah. Artinya keteladanan tidak hanya ditunjukkan oleh para guru akan tetapi juga seluruh karyawan yang ada di sekolah. Karena siswa akan belajar dari lingkungan terdekatnya.
(c) Pengembangan Diri. Yang di maksud dengan program pengembangan diri adalah berbagai macam program tambahan atau pengembangan (di luar proses pembelajaran reguler) yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau madrasah guna menunjang terwujudnya karakter dan budi pekerti siswa. Program pengembangan minat dan bakat siswa dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler adalah dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa yang tentunya berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karenanya alangkah lebih bijaksana sekolah dan madrasah mengakomodir semua potensi yang dimiliki siswa.