Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Ingin Kau Bunuh Selanjutnya

7 Maret 2024   12:14 Diperbarui: 7 Maret 2024   14:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beritahu aku rahasia itu."

"Manusia membenci seni. Karena seni yang memuaskan berasal dari pengalaman pahit yang memuakkan."

"Apa hubungannya denganku?"

"Ketika kau meromantisasi kehidupan, kematian terasa menakutkan. Tetapi ketika kau meromantisasi kematian, kehidupan terasa melegakan. Jawaban tidak selalu berupa jawaban."

Aku masih sukar memahami kata-kata Malaikat yang menurutku sangat acak dan tidak berkaitan dengan percakapan kami saat ini. Ia memasukkan kembali pisau itu ke dalam sakunya yang selebar layar bioskop. Aku menendang kaleng botol hingga melayang melewati cakrawala. Kakiku ngilu.

"Manusia itu lemah!" suaraku meninggi.

"Kau benci menjadi lemah?"

"Manusia tidak bisa mengendalikan dirinya."

"Mereka tidak perlu mengendalikan apapun."

Wajahku mengkerut dan mulai tidak nyaman dengan tatapan halusnya seolah aku adalah pendosa yang tidak tahu jalan pulang. Bukankah dia malaikat? Mengapa bersikap naif seperti makhluk rendahan?

"Berikan aku pisau itu," aku mengulurkan tangan, lebih tepatnya memintanya paksa. "Ada satu orang yang ingin aku singkirkan lebih dulu dari semua orang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun