Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mempertahankan dan lebih meingkatkan pengetahuan dan kepatuhan penggunaan handscoon dengan cara mengikuti sosialisasi tentang penggunaan handscoon.menyatakan masa kerja seseorang tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat menggunakan handscoon, tetapi masa kerja memiliki kaitan yang erat dengan pengalaman yang didapatkan oleh seseorang dan tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh dalam pengetahuan yang cukup dalam menggunakan handscoon yaitu sebanyak 28 orang.Â
Sebagian besar responden pada penelitian mempunyai tingkat kepatuhan yang baik dalam menggunakan handscoon sebesar 24 orang m23 menggunakan handscoon, tetapi sikap atau kemauan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi seseorang dalam penggunaan handscoon.
      Adapun hasil penelitian (Pramadewi et al., 2021), menyatakan mayoritas perawat memiliki kategori usia 26-35 tahun yaitu sejumlah 57 orang (77,0%) yang termasuk ke dalam kategori dewasa awal. Perawat pada rentang usia dewasa awal membawa perubahan yang bersifat positif yaitu dari aspek kesehatan dan kekuatan fisik sedang pada kondisi yang optimal.Â
Produktivitas kerja perawat juga tinggi dikarenakan seseorang pada usia muda cenderung memiliki jiwa muda yang energik, bersemangat, dan lebih terampil. Perawat yang berusia lebih muda diharapkan dapat dijadikan sebagai regenerasi dan sumber daya manusia yang berkualitas dalam pemenuhan asuhan keperawatan yang bermutu dan profesional kepada masyarakat di pelayanan kesehatan.Â
Penelitian ini juga memperoleh hasil yaitu mayoritas perawat memiliki jenis kelamin perempuan sejumlah 49 orang (66,2%). ). Perawat di Indonesia memang lebih didominasi oleh perawat perempuan yang dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, hal itu mungkin terkait pendidikan keperawatan yang lebih banyak diisi oleh mahasiswa perempuan.
      Hasil penelitian (Rivelino et al., 2018), ) menyatakan bahwa keefektifitas komunikasi dalam timbang terima jika tidak dilakukan dengan benar maka akan menimbulkan beberapa masalah diantaranya keterlambatan dalam diagnosa medis, dan peningkatan kemungkinan terjadinya efek samping seperti munculnya kejadian nyaris cidera (KNC) dan kejadian tidak diharapkan (KTD), juga konsekuensi lain Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensifmenunjukan bahwa Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.Â
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja antara lain faktor individu pekerja, faktor organisasi, faktor psikologi.
      Hasil penelitian (Sartika, 2023),mengatakan bahwa stres kerja adalah suatu keadaan psikologis yang timbul karena adanya ketidaksesuaian antara beban kerja dan kemampuan individu untuk mengatasinya atau merupakan penyesuaian terhadap berbagai tuntutan baik yang bersumber dari dalam maupun luar organisasi yang dirasakannya sebagai peluang dan ancaman yang mempengaruhi keseimbangan fisik dan psikis, proses berpikir, serta emosi yang mengakibatkan kondisinya kurang prima untuk memberikan kinerja yang baik.
      Hasil penelitian  (Rosa Fitri Amalia & Eli Saripah, 2024), Stres setelah seharian bekerja adalah masalah umum yang dapat mepengaruhi banyak orang. Stres dapat berdampak pada kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup seseorang. Salah satu cara untuk mengatasi stres setelah bekerja adalah dengan bersantai. Bersantai dapat membantu pemulihan fisik dan mental, meningkatkan kinerja, dan memperbaiki suasana hati.Â
Bersantai merupakan bagian penting dari kualitas hidup yang ideal. Kualitas hidup terdiri dari aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Manajemen waktu juga penting untuk menjaga keseimbangan kerja dan santai. Bersantai memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi stres, meningkatkan kreativitas, dan mengurangi risiko penyakit.
      Adapun hasil penelitian (Panjalu Pramono, 2020.), menunjukan bahwa ini mencakup situasi di mana pekerja dihadapkan pada tugas atau tanggung jawab yang berlebihan, baik dari segi kuantitas maupun kompleksitas, sehingga mereka merasa kesulitan untuk mengatasinya. Beban kerja yang berlebihan dapat mengakibatkan kelelahan fisik dan mental, merugikan kesejahteraan individu dan meningkatkan tingkat stres.Â