Ditulis oleh Kelompok 4Â
Dinda Inayah (1405619026); Fadila Nur Salsabila (1405619055); Fatimah Azzahra (1405619022); Indah Anggita Putri (1405619024); Nur Aini (1405619018)
Prodi Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta
Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu mata pelajaran dalam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya yakni memiliki kajian yang bersifat terpadu, interdisipliner, multidimensional bahkah cross-diciplinary. Â
Pendidikan IPS memiliki karakteristik sebagai mata pelajaran di sekolah yang materinya cukup luas. Dinamika cakupan tersebut ini dikarenakan semakin kompleks dan rumitnya permasalah sosial.
IPS merupakan sebuah studi yang terintegrasi dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, humanioran, dan lain sebagainya.Â
Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dengan pembelajaran IPS diharapkan menjaga semangat kewarganegaraan yang baik, sehingga mampu menyikapi berbagai isu-isu sosial dengan baik. Secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat bersentuhan dengan isu global, maka dari itu diperlukan respon dan penyelesaian masalah yang baik.
Kurikulum Pendidikan IPS di SMP
 Pada satuan pendidikan sekolah menengah pertama, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial ini memiliki kurikulum tersendiri yang tentunya menjadi acuan bagi guru atau para pengajar untuk membuat rencana pembelajarannya yang sesuai dengan kurikulum dan juga indikator yang terdapat dalam kurikulum tersebut.
Dalam kurikulum pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat 2 kompetensi, yaitu kompetensi inti dan kompetensi dasar.Â
Pada kompetensi inti sendiri hal yang dimuat di dalamnya lebih mengarah kepada pembentukan kualitas diri termasuk di dalamnya pengetahuan, sikap ataupun keterampilan yang harus seimbang satu sama lain dan secara umum diharapkan dapat dicapai tujuan akhirnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Baik pada jenjang kelas VII, kelas VIII ataupun kelas IX, ketiganya memiliki kompetensi inti yang sama.
Selain kompetensi inti, di dalam kurikulum ilmu pengetahuan sosial sendiri juga terdapat kompetensi dasar. Dimana pada kompetensi ini merupakan turunan dari kompetensi inti. Di dalamnya memuat atas kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus di kuasai oleh tiap-tiap peserta didik setelah mereka menyelesaikan materi atau mata pelajaran tertentu.Â
Berbeda dengan kompetensi inti, dalam kompetensi dasar ini point-point yang di tunjukkan atau pencapaian yang ingin dicapai di tiap jenjang kelasnya memiliki perbedaan materi. Berikut kompetensi dasar sekaligus materi seperti apa yang dipelajari dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Kompetensi Dasar (Kelas VII)
Dalam kompetensi dasar bagi peserta didik tahun pertama di sekolah menengah pertama hal yang termuat di dalamnya pada KI 1 dan KD 1.1 sampai KD 1.3 yaitu peserta didik di harap dapat menghargai karunia Tuhan YME pencipta alam semesta dan menghargai ajaran tiap-tiap agama yang ada di Indonesia, baik dalam bersikap ataupun berpikir.
Pada KI 2 dan KD 2.1 sampai KD 2.3. Peserta didik diharapkan dapat mencontoh ataupun meniru perilaku baik yang telah ditunjukkan dan diajarkan oleh para tokoh di masa Hindu Buddha dan Islam.Â
Bentuk perilaku yang jujur, penuh sopan dan santun, peduli dan toleransi antar sesama manusia di lingkungan sosialnya serta bertanggung jawab baik dalam kehidupan di masa sekarang dan juga terhadap kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, serta politik.
Pada KI 3 dan KD 3.1 sampai KD 3.4. Memuat point-point agar peserta didik mampu menguasai atau memahami aspek keruangan dan konektivitas baik di ruang dan waktu. Peserta didik dengan ini dapat memahami perubahan seperti apa yang terjadi dalam masyarakat Indonesia melihat dari waktu di masa praakasara, hindu Buddha, hingga masa islam.Â
Ketiganya di lihat dalam aspek yang sama yaitu geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politiknya. Selain itu peserta didik dapat memahami jenis kelembagaan sosial dan bagaimana dinamika interaksi sosial yang terjadi di dalam berbagai bidang.
Pada KI 4 dan KD 4.1 sampai KD 4.3. Lebih mengedepankan keterampilan peserta didik, dengan ini peserta didik pada kompetensi dasar ini dapat menyajikan hasil pengamatannya mengenai hasil kebudyaan dan juga pemikiran masyarakat Indonesia masih dalam ruang waktu yang sama yaitu praaksara, hindu Buddha dan islam dalam berbagai aspek.Â
Kemudian, menghasilkan gagasan kreatif untuk mampu memahami jenis kelembagaan yang ada di Indonesia serta mengobservasi dan menyajikan dinamika interaksi sosial yang terjadi antar individu dengan lingkungan alam, sosial, budaya, ekonomi.
Kompetensi Dasar (Kelas VIII)
Pada  KI 1 dan KD 1.1 sampai KD 1.3. Peserta didik dapat menghayati ajaran agama yang terdapat di Indonesia baik dalam pikiran atau perilakunya sebagai penduduk indonesia dengan mempertimbangkan bagaimana kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang ada pada masyarakat.
Pada KI 2 dan KD 2.1 sampai KD 2.3. Peserta didik diharapkan mampu untuk menunjukkan sebuah sikap atau perilaku yang bijaksana, peduli antar sesama, bertanggung jawab serta percaya diri seperti yang ditunjukkan perilakunya oleh para tokoh (pahlawan) pada masa penjajahan di Indonesia sebagai gerakan membela kebangsaan tanah air Indonesia.Â
Selain itu, peserta didik dapat menunjukkan perilaku yang sopan dan beretika baik dalam membangun hubungan dengan lembaga sosial serta gotong royong dan tanggungjawab ketika dihadapkan pada sebuah masalah di lingkungannya dan mampu untuk melakukan sebuah penanggulangan dalam permasalahan tersebut
Pada KI 3 dan KD 3.1 sampai KD 3.4. peserta didik dapat memahami aspek hubungan antar ruang dan waktu di dalam skala nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia di segala bidang. Selain itu peserta didik mampu untuk mendeskripsikan perubahan seperti apa yang terjadi dalam masyarakat di negara kita dilihat melalui waktu penjajahan serta bagaimana perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek.Â
Terakhir, peserta didik mampu untuk mendeskripsikan bagaimana fungsi serta peran dari lembaga sosial dan melihat bentuk dinamika interaksi sosial seperti apa yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Pada KI 4 dan  KD 4.1 sampai KD 4.3. Pada kompetensi ini, peserta didik diharapkan mampu unutk menyajikan olahan peninggalan kebudayaan serta pikiran dari masyarakat indonesia di masa lampau. Peserta didik juga mampu untuk menggunakan strategi dalam pemecahan sebuah masalah yang kaitannya masih erat dengan peran dari lembaga sosial yang ada.Â
Selain itu, peserta didik juga dapat menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk dan juga dinamika interaksi yang terjadi antar individu di lingkungan sosialnya.
Kompetensi Dasar (Kelas IX)
Pada KI 1 dan KD 1.1 dan KD 1.3. Peserta didik diharapkan untuk memperlihatkan perasaan syukur terhadap tuhan yang telah memberikan kesempatan pada bangsa indonesia untuk melakukan perubahan, bersyukur atas lembaga sosial, politik, ekonomi dan budaya yang mengatur kehidupan di dalam masyarakat.
Pada KI 2 dan KD 2.1 sampai KD 2.3. Peserta didik mampu untuk menunjukkan perilaku cinta tanah air dan rasa nasionalisme, memiliki rasa peduli dan penghargaan terhadap lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik.Â
Selain itu peserta didik memiliki tanggung jawab dan percaya diri untuk mengembangkan kehidupan sehat serta kelestarian lingkungan di masyarakat.
Pada KI 3 dan KD 3.1 sampai KD 3.4. Pada kompetensi ini peserta didik dapat menerapkan aspek hubungan ruang dan waktu untuk mewujudkan kesatuan wilayah nusantara, melihat perubahan yang terjadi pada masyarakat dari waktu pergerakan kemerdekaan hingga awal reformasi melalui berbagai aspek.Â
Selain itu peserta didik dapat membandingkan manfaat kelembagaan sosial dan landasan dari dinamika interaksi sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Pada KI 4 dan KD 4.1 sampai KD 4.3. Peserta didik dapat menyajikan hasil olahannya mengenai kebudyaan dan pikiran masyarakat indonesia yang terjadi di masa pergerakan kemerdekaan sampai sekarang di kehidupan berbangsa dan bernegara,Â
peserta didik juga mmapu untuk merumuskan tindakan nyata sebagai upaya menyelesaikan masalah di dalam kelembagaan sosial sekaligus penyelesaian masalah sebagai akibat dari dinamika interaksi manusia dalam kehidupan berbangsa dan juga bernegara.
Pentingnya Pendidikan IPS di Sekolah SMP
Banyak dari kita mungkin merasa bahwa belajar ilmu pengetahuan sosial adalah tidak penting karena sudah bersinggungan langsung dengan kehidupan sehari-hari, contoh kecilnya saja belajar terkait interaksi antar manusia. Kita menganggap bahwa hal tersebut mudah karena dalam kehidupan, kita sudah terbiasa berinteraksi dengan orang lain tanpa berlandaskan belajar teori dan semacamnya.Â
Namun, sebenarnya karena justru kegiatan tersebut teramat sangat dekat dengan kita dan menjadi aktivitas utama dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu melakukannya dengan benar. Hal tersebut guna menghasilkan interaksi berkualitas dan tujuan dari interaksi tersebut dapat dengan sempurna dicapai. Misalnya memahami pola dan ciri-ciri berinteraksi itu sendiri.
Selain itu, dengan belajar ilmu pengetahuan sosial karena apa yang dipelajari bersinggungan langsung dengan kehidupan kita maka akan lebih mudah untuk kita dalam memecahkan permasalahan. Di luar itu, kita akan lebih memahami lingkungan, memiliki kesadaran akan kondisi serta situasi sosial, bertindak berdasarkan kemanusiaan, memiliki hubungan yang baik antar sesama manusia, yang paling penting adalah memahami hakikat kehidupan.
Pada jenjang SMP, mata pelajaran IPS merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu social seperti geografi, sosiologi, sejarah dan ekonomi. Kajian pada studi in berfokus pada bagaimana manusia membangun kehidupan, bagaimana menyelesaikan masalah, serta bagaimana setiap manusia saling mempengaruhi. Tujuan dari pendidikan IPS ialah untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya.
Oleh karena itu, memasukan pembelajaran IPS dalam pendidikan adalah hal yang harus dilakukan. Hal tersebut guna memanusiakan peserta didik dan memberikan pemahaman akan kehidupan sosial, memberikan ilmu dalam pemecahan masalah di suatu saat nanti, serta menjadikan peserta didik memiliki daya berpikir kritis karena terbiasa dengan pemecahan masalah secara mandiri.
Tantangan pendidikan IPSÂ
Tantangan-tantangan  Pendidikan  IPS  dalam era  masyarakat  sekarang sangatlah  besar.  Tidak  hanya  dituntut  kemampuan  untuk menyesuaikan  diri dengan berbagai  isu sosial  di  era  globalisasi  yang semakin berkembang pesat yang berdampingan dengan perkembangan teknologi yang kian canggih, pendidikan IPS sangat di tuntut mengembangkan pembahasanya untuk memberikan informasi lebih banyak lagi tentang lingkungan sosial yang kian berubah.Â
Lanjutnya Pendidikan  IPS harus ikut berperan  aktif dalam  memecahkan  berbagai masalah  yang  sedang  melanda dunia  saat  ini. Pendidikan IPS perlu menjadikan isu sebagai bahan kajian yang akan memperkaya pengetahuan peserta didik. Pendekatan satu disiplin keilmuan tidaklah cukup untuk menganalisis fenomena yang terjadi.Â
Perlu di lihat dari kacamata dan sudut yang berbeda baik dari  sisi sejarah, ekonomi, atau geografis, semua ini untuk menambah dan memperkaya Pengetahuan IPS di sekolah.Â
Karena  Bukan hanya menambah dan memperkaya namun juga dapat memperkuat pemahaman peserta didik, yang nantinya juga mendorong peserta didik memberi solusi untuk mengatasi fenomena yang terjadi pada level lokal dan keluarga.
 Peserta didik juga perlu didorong berimajinasi jika kelak menjadi orang yang punya kedudukan penting di lingkungannya, tantangan di atas merupakan bagian dari satu hal yang perlu  menjadi perhatian bagi pendidikan IPS agar dapat berkembang dan relevan dengan perkembangan zaman saat ini.
Kesimpulan dan Saran
Ilmu social tetap menjadi salah satu mata pelajaran penting yang harus diajarkan dalam sekolah. Kajian utamanya yang berfokus pada manusia sebagai individu dan masyarakat memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai kehidupan sehari-harinya.Â
Dengan memperlajari ilmu social peserta didik dapat mempelajari bagaimana bersikap dalam kehidupan masyarakat, memahami nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai perbedaan dan memahami segala proses yang terjadi di masyarakat. Melalui pendidikan IPS juga peserta didik dilatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi pada dirinya maupun yang terjadi di masyarakat.
Lalu tantangan yang dihadapi oleh pendidikan IPS ialah harus lebih bisa beradaptasi, beradaptasi dengan perkembangan teknologi, beradaptasi dengan isu social dan beradaptasi dengan permasalahan di masyarakat. Ilmu social cenderung lebih dinamis ketimbang ilmu alam.Â
Hal tersebut dikarenakan manusia sebagai kajian dari ilmu social selalu mengalami perubahan, perubahan-perubahan yang saling memberi pengaruh ini membuat ilmu social harus lebih bisa fleksibel dan adaptif. Â
Adapun saran yang dapat kami berikan kepada pendidik, peserta didik maupun pengiat pendidikan khususnya dalam ilmu social :
- Pembelajaran IPS perlu lebih menekankan pada praktik dan keterampilan saat menjelaskan materi atau fenomena yang ada di masyarakat.
- Pendidik ketika menjelaskan materi sebaiknya membawa banyak contoh studi kasus untuk dipecahkan oleh peserta didik agar mereka lebih bisa memahami.
- Untuk seluruh pihak yang terlibat dalam pembelajaran IPS harus lebih adaptif terhadap fenomena-fenomena yang sedang berkembang di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H