Mohon tunggu...
Farobi Fatkhurridho
Farobi Fatkhurridho Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Sudah saya bilang, saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surilah

3 Januari 2021   22:38 Diperbarui: 3 Januari 2021   23:12 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kodrat yang tidak digubris oleh ibunya berjalan keluar rumah dan langsung menatap ke lahan pekuburan yang semakin terang. Rumahnya memang tidak jauh dari pemakaman desa kira-kira hanya sekitar seratus lima puluh meter jarak antara rumahnya dan kuburan desa. Di depan pintu gerbang kuburan yang sangat terang ia melihat bapaknya yang melambaikan isyarat ajakan agar Kodrat segera mendekat.

Kodrat yang masih jengkel dengan bapaknya lalu memalingkan muka, ia mengucek-kucek matanya, ia tidak ingin melihat bapaknya yang kasar lagi. Kodrat mengucek-kucek matanya tanpa henti, ia ketagihan mengucek matanya dengan kedua tangannya. Ia mengucek matanya terus-terusan sampai berdarah, lalu banyak air yang keluar dari matanya.

"Aku emoh weruh bapak, Aku emoh weruh bapak, Aku emoh weruh bapak..."

Ia mengucek matanya lebih keras dan lebih kencang lagi, darah bercampur air mata mengalir di pipi Kodrat yang polos. Sekejap Kodrat berhenti ia kesulitan membuka matanya lalu kembali mengucek matanya. Ia kesulitan membuka matanya lalu dengan gemas meraba bola matanya sendiri dan melepasnya dari rongga matanya. Ia tidak bisa melihat apa-apa tapi tangannya masih bisa bergerak, ia memasukkan bola matanya ke mulut dan mengunyahnya. Ia tidak akan lagi bisa melihat bapaknya. Halimun mengepul menutup bingkai, Kodrat bergegas pulang.

...

Surilang njot-njotan

Burung dara burung merpati
Burung dara burung merpati
Terbang melayang tinggi di awan
Hei sayang di sayang

...

 

Farobi Fatkhurridho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun