Mohon tunggu...
Farobi Fatkhurridho
Farobi Fatkhurridho Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Sudah saya bilang, saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surilah

3 Januari 2021   22:38 Diperbarui: 3 Januari 2021   23:12 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jere Lik Sito, bapak mbengi kondur jam telu" tanpa basa-basi Kodrat langsung melontarkan pertanyaan yang membuat tangan Ibunya berhenti menggosok setrikaan dan melirik sejenak.

"Bukan urusanmu, wis nganah ganti klambi terus maem"

"Bapak sing ngantemi Surilah ya!" dan sekali lagi tanpa basa-basi Kodrat membuat Ibunya berhenti menyetrika dan menengok ke arahnya.

"Ngomong apa kowe, sapa sing ngajari ngomong kaya kuwe!" Bapaknya bangkit dari tempat duduk dan dengan gamang menempeleng Kodrat hingga ia tersungkur dan kepalanya menumbuk sudut tembok yang cukup lancip.

"Surilah wong gemblung, nek mati paling dadi turketaplek, ngerti!!"

Pandangan Kodrat seketika kunang-kunang, ia mendengar dengan sayup bapak dan ibunya bertengkar lalu Ibunya mencakar-cakar bapaknya. Setelah itu kabut halimun dengan kuat menutup matanya, ia merasakan diangkat oleh Ibunya dan dibaringkan ke tempat tidurnya.

*

"Bu, Bapak teng pundi? Kodrat emoh kalih Bapak"

"Bu, Kodrat emoh ningali Bapak malih, Bu..."

"Bu??, Buuu??..."

Ibunya tidak menggubris kata-kata dan panggilan Kodrat, Ibunya sibuk membaca surat yasin. Kodrat memandang ke sekitar yang cukup ramai dengan bapak-bapak dan ibu-ibu yang membaca surat yasin serentak. Ia tidak melihat kehadiran bapaknya, ia cukup lega. Ia berjanji untuk segera tumbuh menjadi remaja yang kuat dan membalaskan dendamnya terhadap Surilah dan kejengkelannya terhadap bapaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun