Mohon tunggu...
Farobi Fatkhurridho
Farobi Fatkhurridho Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Sudah saya bilang, saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Samgong

6 Mei 2020   13:22 Diperbarui: 6 Mei 2020   13:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka pasti akan terkejut kelimpungan apabila kabar burung tentang pembangunan jalan tol ini hanya akan dibangun di jalur Jakarta, Bogor dan seterusnya. Mereka yang sudah lebih dulu ketakutan akan kehilangan rumah, harta benda, dan ladang sawah yang menjadi mata pencaharian keburu panik dan menyerang. Sampai detik ini memang pemerintah tahu bagaimana caranya menakut-nakuti warga agar patuh. Tapi buktinya mereka jauh dari kata patuh perhari ini, yang mereka cari adalah pengumuman segamblang-gamblangnya tentang desas-desus ini.

Tahu begini merepotkan menjadi pegawai pemerintahan, lebih baik aku ikut bermain toto gelap bersama Dimbel dari dulu. Pusingnya tak tanggung dan tidak dimusuhi tetangga seperti ini karena setiap rumah pasti ikut pasang nomer. Disaat seperti ini aku berpikir lebih nyaman menjadi musuh negara ketimbang menjadi musuh warga sekitar rumah.

Seisi kantor sebenarnya sudah tahu berita ini, tapi mereka, terlebih wali kota membiarkan geger warga menjadi-jadi. Mudah saja untuk melakukan pemberitahuan resmi tentang tidak akan terjadi penggusuran apapun di desa-desa yang digosipkan. Aku masih tak habis pikir permainan seperti apalagi yang diinginkan wali kota dan jajaran pejabatnya.

Meski aku sadar memikirkan hal semacam itu jauh di luar kendaliku, tapi terkadang hanya merasa heran. Mungkin itu menjadi pilihan kontrol sosial yang terbaik menghadapi krisis kepercayaan pemerintahan, masyarakat sebentar-sebentar dibuat takut, khawatir, lalu dibuat gembira dengan sengaja seketika dan di perosokan lagi ke dalam ketakutan yang masif.

Sampai saat ini sudah kali ketiga keluargaku mencoba mempertemukan aku dengan gadis-gadis pilihan mereka berharap segera melangsungkan pernikahan. Di masa-masa seperti ini entah apa yang  kupikirkan, semenjak dikhianati Roro aku jadi enggan menjalin hubungan serius. Roro yang tiba-tiba dipersunting Burhan cukup membuatku jengkel saat itu, memang waktu itu jabatanku belum setinggi Burhan dan orang tua mereka memiliki kedekatan karena pergi haji bersama.

Tapi sampai sekarang yang kurasakan tatapan mata Roro masih mencoba menggodaku setiap kali kami berpapasan secara tidak sengaja. Lagi pula dia sedang mengandung anak kedua dari Burhan, apa yang bisa kuharapkan dari nya hanyalah fantasi dan candaan saja. Roro benar-benar mempermainkanku, meskipun sampai saat ini Roro pasti masih ragu dengan anak pertamanya.

Sejak kejadian 5 hari sebelum pernikahannya, kami berdua telanjang diiringi lagu Nature Boy yang disenandungkan Nat King Cole. Roro yang hamil tidak lama setelah menikah sedikit menimbulkan gaduh dikepalaku setelah apa yang kami lakukan untuk melepas perpisahan di penginapan kelas melati dekat bukit dengan pemandangan pematang sawah. Dan apabila benar dia adalah anak ku, itu adalah satu-satunya hal yang aku menangkan dari perang yang dimulai Burhan.  

---

Kondisi kacau dan olok-olokan saling menyalahkan kemarin seketika hening setelah satu minggu pasca kejadian, warga yang dirawat tenyata keracunan makanan kadaluwarsa. Banyak orang yang terinfeksi sekaligus karena semalam sebelum hari kejadian ternyata diadakan sebuah perjamuan di tempat kepala desa. Setelah diusut ternyata perjamuan tersebut sengaja ditutup-tutupi oleh perangkat desa yang lain karena membahas demo perihal pembangunan jalan tol yang isunya akan menggerus desa tersebut.

Saat ini beberapa perangkat desa tersebut diamankan dan dimintai keterangan tentang kejadian tersebut. Mereka bakal kena masalah pikirku, setidaknya intimidasi atau bogem di pelipis akan mereka bawa pulang. Dan ternyata memang benar orang-orang di kantor Balai Kota membiarkan isu pembangunan jalan tol sedemikian rupa sehingga menghasilkan respon yang represif, akibatnya warga desa mendesak perangkat desa untuk melakukan tindakan cepat. Dan setelah konflik ini muncul ke permukaan sudah menjadi sangat abu-abu antara tindakan benar dan salah. Yang masih menjadi misteri adalah perihal makanan kadaluwarsa yang disuguhkan dalam perjamuan lalu teriakan pemuda yang menggoncang-goncang tubuhku seminggu yang lalu kembali muncul dan berputar mengelilingi kedua telingaku.

Sebenarnya siapa yang salah dalam hal ini, beberapa orang yang diperiksa oleh pihak berwajib dipulangkan setelah tiga hari tiga malam disiksa habis-habisan. Karena kejadian itu hampir seminggu lebih tidak ada warga yang datang ke kantor Balai Kota untuk protes, mereka ketakutan dan berujung pada tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun