Mohon tunggu...
Farobi Fatkhurridho
Farobi Fatkhurridho Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Sudah saya bilang, saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Konon, Ingkar Konon

6 Januari 2019   14:00 Diperbarui: 6 Januari 2019   14:22 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kamu sudah mandi belum ?"

"Sudahh.."

"Sudah wangi ?"

"Sudahh..."

"Boleh aku cium ?"

"Tidak, kamu terlalu mesum, hanya pria yang tidak mesum yang boleh menciumku !"

"Olrait !"

Pekan lalu, aku diam-diam menyelinap masuk ke ruang kerja Tuhan, di meja kerjanya aku memanipulasi data takdir ku, mengganti nama di kolom jodohku yang tidak aku kenal dengan namamu. Barangkali hidup seperti mimpi bertubi-tubi tidak pernah membuat nyanyak sama sekali tidur lelapku, apalagi mengerti wanita yang sepenuhnya aku cintai di bumi adalah bukan yang Tuhan takdirkan untukku.

Tuhan tidak sedang berada di ruang kerjanya saat itu, entah mungkin Dia sedang melakukan studi banding atau karya wisata ke galaksi lain. Aku rasa Ia terlalu bosan memantau Bumi, toh banyak manusia yang berperan sebagai dirinya disana, setidakknya beban tugasnya sedikit lebih ringan.

Meja kerjanya sama sekali tidak canggih, hanya meja dengan empat kaki biasa namun terlihat sangat amat kokoh menimbang setumpukan berkas tentang hal-hal berat diatas mejanya. Maksudku berat bagi manusia pada umumnya, mungkin enteng dan remeh bagi diriNya.

Aku sudah melakukan hal sekeras itu, hal yang sangat mustahil dilakukan oleh umat manusia manapun dimuka bumi ini, kejahatan terbesar yang pernah ada di alam jagat semesta raya ini. Apakah sebuah kesalahan, berharap tidak melakukan perbuatan yang membuatku kecewa. Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana kejamnya luar angkasa, preman, mafia, FBI, bahkan NASA pun tidak akan ada yang bisa menaklukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun