"kamu sudah mandi belum ?"
"Sudahh.."
"Sudah wangi ?"
"Sudahh..."
"Boleh aku cium ?"
"Tidak, kamu terlalu mesum, hanya pria yang tidak mesum yang boleh menciumku !"
"Olrait !"
Pekan lalu, aku diam-diam menyelinap masuk ke ruang kerja Tuhan, di meja kerjanya aku memanipulasi data takdir ku, mengganti nama di kolom jodohku yang tidak aku kenal dengan namamu. Barangkali hidup seperti mimpi bertubi-tubi tidak pernah membuat nyanyak sama sekali tidur lelapku, apalagi mengerti wanita yang sepenuhnya aku cintai di bumi adalah bukan yang Tuhan takdirkan untukku.
Tuhan tidak sedang berada di ruang kerjanya saat itu, entah mungkin Dia sedang melakukan studi banding atau karya wisata ke galaksi lain. Aku rasa Ia terlalu bosan memantau Bumi, toh banyak manusia yang berperan sebagai dirinya disana, setidakknya beban tugasnya sedikit lebih ringan.
Meja kerjanya sama sekali tidak canggih, hanya meja dengan empat kaki biasa namun terlihat sangat amat kokoh menimbang setumpukan berkas tentang hal-hal berat diatas mejanya. Maksudku berat bagi manusia pada umumnya, mungkin enteng dan remeh bagi diriNya.
Aku sudah melakukan hal sekeras itu, hal yang sangat mustahil dilakukan oleh umat manusia manapun dimuka bumi ini, kejahatan terbesar yang pernah ada di alam jagat semesta raya ini. Apakah sebuah kesalahan, berharap tidak melakukan perbuatan yang membuatku kecewa. Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana kejamnya luar angkasa, preman, mafia, FBI, bahkan NASA pun tidak akan ada yang bisa menaklukannya.