Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Terkungkung Kontrak, Derita Guru Kontrak di Era Peningkatan SDM Indonesia

24 November 2023   08:56 Diperbarui: 24 November 2023   09:58 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru, Hari Guru Nasional 2022, P2G upayakan nasib guru honorer dan PPPK. (DOK. Humas Kemendikbudristek)

Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di berbagai sektor. Banyak pihak terlibat dalam peningkatan SDM tersebut, salah satunya tenaga guru dan yang paling disorot adalah guru kontrak. Mengapa demikian? Karena di balik prestasi tersebut, masih terdapat cerita kelam yang dialami oleh para guru kontrak yang terpinggirkan dalam sistem pendidikan. Mereka menjadi saksi bisu dari perkembangan positif, namun merasakan pahitnya terkungkung oleh kontrak yang tidak menentu.

Bagaiman tidak, guru kontrak seringkali ditempatkan di garis depan, berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Mereka membimbing, mengajar, dan membentuk karakter generasi penerus tanpa jaminan masa depan yang pasti. Meskipun memiliki dedikasi tinggi, derita mereka dimulai dari status kontrak yang rentan terhadap perubahan.

Seiring dengan itu salah satu tantangan utama yang dihadapi guru kontrak adalah ketidakpastian masa depan. Kontrak yang bersifat sementara membuat mereka hidup dalam ketegangan yang konstan, tidak tahu apakah kontrak mereka akan diperpanjang atau tidak. Hal ini tidak hanya memengaruhi stabilitas finansial mereka, tetapi juga menghambat kemampuan mereka untuk memberikan pendidikan terbaik.

Mirisnya lagi, Meskipun memiliki tanggung jawab yang serupa dengan rekan-rekan mereka yang memiliki status lebih tinggi, guru kontrak seringkali mendapatkan upah yang tidak sebanding. Ketidaksetaraan ini menjadi beban tambahan bagi mereka yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam era peningkatan SDM, perlunya pengakuan dan kompensasi yang adil untuk guru kontrak menjadi semakin mendesak.

Dalam menanggapi permasalahan diatas, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan perhatian lebih serius terhadap nasib guru kontrak. 

Peningkatan upah, peningkatan keamanan kerja, dan pengakuan atas kontribusi mereka adalah langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan berkelanjutan.

 Sumber  Gambar: totabuan.co
 Sumber  Gambar: totabuan.co

Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa langkah yang bisa diambil, antara lain:

Pertama, mendorong sistem pendidikan yang ekslusif

Penting untuk menyadari bahwa penyediaan pendidikan berkualitas tidak hanya bergantung pada pengajaran dan kurikulum, tetapi juga pada kondisi kerja para pendidik. 

Menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan adil melibatkan peningkatan kondisi kerja guru kontrak, sehingga mereka dapat fokus sepenuhnya pada tugas mereka tanpa harus merasa terancam oleh ketidak pastian.

Kedua, pelibatan pemangku kepentingan

Pembahasan mengenai nasib guru kontrak harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Membangun dialog terbuka untuk mendengar aspirasi dan tantangan yang dihadapi oleh guru kontrak dapat menjadi langkah awal menuju solusi yang lebih baik.

Ketiga, pemberdayaan guru kontrak

Pemberdayaan guru kontrak memberikan mereka akses terhadap pelatihan dan pengembangan profesional yang setara dengan rekan-rekan mereka yang memiliki status lebih tinggi. Dengan memberikan dukungan ini, guru kontrak dapat meningkatkan keterampilan mereka dan merasa diakui atas peran mereka dalam membentuk masa depan generasi penerus.

Keempat, peningkatan kesadaran masyarakat

Masyarakat perlu diberdayakan dengan informasi tentang kenyataan yang dihadapi oleh guru kontrak. Peningkatan kesadaran akan masalah ini dapat menciptakan tekanan sosial yang positif untuk perubahan. Kampanye pendidikan dan penggalangan dukungan dapat membantu membangun solidaritas dalam mendukung hak-hak guru kontrak.

Kelima, mewujudkan visi pendidikan berkelanjutan

Menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan memberikan jaminan masa depan bagi guru kontrak bukan hanya hak mereka, tetapi juga suatu keharusan dalam mencapai visi pendidikan berkelanjutan. Pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang memastikan perlindungan hak-hak guru kontrak, termasuk jaminan tenaga kerja dan akses yang setara terhadap fasilitasi pendidikan.

Keenam, peningkatan sistim evaluasi dan penghargaan

Penting untuk merevisi sistem evaluasi kinerja dan penghargaan dalam dunia pendidikan. Membuat kriteria yang adil dan menyeluruh untuk menilai prestasi guru, tanpa memandang status kontrak atau tetap, dapat menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa pengakuan diberikan kepada mereka yang benar-benar berkontribusi.

Ketujuh, model pendidikan berkolaborasi

Menggalakkan kolaborasi antara guru kontrak dan tetap dapat menciptakan lingkungan di mana pengalaman dan pengetahuan dapat dibagikan secara lebih efektif. Model pendidikan berbasis kolaborasi ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga menciptakan rasa solidaritas di antara semua guru.

Kedelapan, pendekatan holistic untuk perubahan

Langkah-langkah menuju perubahan yang positif dalam nasib guru kontrak memerlukan pendekatan holistik. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan kebijakan yang komprehensif dan solusi yang berkelanjutan. Ini harus menjadi bagian integral dari upaya bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Terkait dengan kedelapan Langkah diatas, dalam mengembangkan sistem pendidikan yang mampu menciptakan SDM unggul, penting bagi Indonesia untuk tidak hanya melihat hasil akhir tetapi juga proses yang terlibat. 

Memberikan perlindungan, pengakuan, dan upah yang adil kepada guru kontrak bukan hanya tugas moral, tetapi juga investasi dalam masa depan pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. 

Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap guru, tanpa memandang statusnya, dapat memberikan kontribusi maksimalnya untuk membangun bangsa yang cerdas dan berdaya saing.

Tidak kalah penting pula dalam melangkah menuju masa depan yang cerah, Indonesia perlu mengakui peran penting guru kontrak dalam mencetak generasi penerus yang unggul. 

Memberdayakan mereka bukan hanya tentang memberikan hak-hak yang setara, tetapi juga tentang menciptakan iklim yang memungkinkan setiap pendidik berkembang dan berkontribusi secara maksimal. Hanya dengan memperlakukan semua guru dengan adil dan hormat, Indonesia dapat membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan pendidikan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun