Ketujuh, model pendidikan berkolaborasi
Menggalakkan kolaborasi antara guru kontrak dan tetap dapat menciptakan lingkungan di mana pengalaman dan pengetahuan dapat dibagikan secara lebih efektif. Model pendidikan berbasis kolaborasi ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga menciptakan rasa solidaritas di antara semua guru.
Kedelapan, pendekatan holistic untuk perubahan
Langkah-langkah menuju perubahan yang positif dalam nasib guru kontrak memerlukan pendekatan holistik. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan kebijakan yang komprehensif dan solusi yang berkelanjutan. Ini harus menjadi bagian integral dari upaya bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Terkait dengan kedelapan Langkah diatas, dalam mengembangkan sistem pendidikan yang mampu menciptakan SDM unggul, penting bagi Indonesia untuk tidak hanya melihat hasil akhir tetapi juga proses yang terlibat.Â
Memberikan perlindungan, pengakuan, dan upah yang adil kepada guru kontrak bukan hanya tugas moral, tetapi juga investasi dalam masa depan pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.Â
Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap guru, tanpa memandang statusnya, dapat memberikan kontribusi maksimalnya untuk membangun bangsa yang cerdas dan berdaya saing.
Tidak kalah penting pula dalam melangkah menuju masa depan yang cerah, Indonesia perlu mengakui peran penting guru kontrak dalam mencetak generasi penerus yang unggul.Â
Memberdayakan mereka bukan hanya tentang memberikan hak-hak yang setara, tetapi juga tentang menciptakan iklim yang memungkinkan setiap pendidik berkembang dan berkontribusi secara maksimal. Hanya dengan memperlakukan semua guru dengan adil dan hormat, Indonesia dapat membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan pendidikan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H