"Tidak perlu kaku seperti itu. Dojo ini rumahmu, kapan dirimu hendak kembali kami semua siap menerima kedatanganmu"
"Maaf sensei, aku takut kalau setiap pertemuan tidak pernah datang kedua kalinya"
Sensei Akira tertegun diam, mungkin dia menganggap diriku ada benarnya
"Anggap saja seperti itu. Kalau memang demikian, tetapi aku tidak yakin soal itu, aku hanya ingin menitipkan pesan untuk dirimu sekarang dan di masa depan"
"Baiklah pesan apa itu ?"
"Kalau berbuat baik, kelak kebaikan akan datang kepada dirimu"
Perkataan itu seperti sebuah ketukan yang mendengung keras di dalam hati "Baik Sensei !" ujarku dengan senyum sumringah.
Fajar sore telah hampir redup. Perjalanan lintas waktu dan ruang ini pada akhirnya akan segera berakhir. Aku memutuskan untuk menunggu, memandangi bentangan laut dan semilir angin di penghujung perbatasan dunia dan akhirat sekaligus menyadari kalau hidup adalah sebuah permulaan. Pasca kehidupan itu kita semua akan menuju keabadian, maka berbuat baiklah selama di dunia, kelak akan ada balasannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H