Mohon tunggu...
M Alfarizzi Nur
M Alfarizzi Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Paralegal Posbakumadin Lampung

Paralegal yang senang bertutur melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasca Kehidupan

4 Desember 2024   18:56 Diperbarui: 4 Desember 2024   19:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekumpulan orang sedang menatap langit (Sumber: cinema reborn)

"Seseorang tolong kami !!"

Hentakan kaki terdengar dari arah semak belukar. Mereka adalah unit kesehatan yang telah siap membawa tandu. "Lukamu cukup parah !" ujarnya mengeluarkan P3K. Aku ingin sekali hidup saat itu; pulang, menyapa keluarga, bermain sepak bola, dan membaca koran. Semuanya tampak membosankan, tetapi serangkaian kemewahan kecil itu yang aku nanti, hanya saja aku memilih takdir untuk menyelamatkan orang lain.

"H---hei.." ujarku merintih menahan sakit.

Unit kesehatan itu mengecangkan telinga sambil sibuk menutup pendarahan yang telah terjadi di sekujur dada dan perutku. "K---kalia---an h---harus p---pergi, musuh s---egera datang. Ba---awa temanku ini saja.." ucapku dengan terpatah-patah.

Kesadaranku mulai menghilang. Segenap penglihatan di balik kelopak mata menunjukan kekaburan. Memasuki fase kematian, pikirku, seperti yang dibilang oleh khalayak orang banyak. Momen itu mengingatkan diriku saat hendak berpamitan dari Dojo, saat itu Sensei Akira  sedang sibuk mengasah pedang kesayangannya.

"Jadi kau ingin kembali ke kampung halamanmu ?"

"Benar sensei !" jawabku dengan tegas, melipatkan kaki ke belakang, menaruh tangan di atas paha, dan menundukan kepala.

"Terima kasih atas semuanya !. Seluruh  kebajikan yang telah engkau ajarkan, kelak akan berguna bagiku dan dirimu di masa-masa yang akan datang !"

"Hahahahaha.." Sensei Akira tertawa

"Maafkan aku bila ada salah !" lanjutku.

"Hei.." pukulnya pinggangku dengan sarung pedang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun