Mohon tunggu...
Ayoung F. Athar
Ayoung F. Athar Mohon Tunggu... -

jika dengan membaca engkau tidak akan buta, maka dengan menulis engkau akan tetap hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Riwayat Kenangan (Puisi Kompas)

15 Juni 2016   13:44 Diperbarui: 15 Juni 2016   14:04 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Hayyul Faridah *

Riwayat Kenangan

Waktu membungkus kenangan

Aku tinggalkan di tikungan menuju rumahmu

Rindang pohon jati tidak menahan langkahku lagi

Sementara semak belukar di kaki, mengingatkan aku pada petang malam yang menumpas sunyi

Lorong kecil menuju rumahmu

Bibir jurang menganga

Sementara pikiranku mulai nakal di tengah gelap memeluk kita

Bagaimana jika kita dihadang lalu dibegal?

Atau kuntilanak menculikku dari belakangmu

Sedangkan kau sibuk mengemudi sepeda pun terus berbicara menghalau sepi

Tubuhku gemetar di balik punggungmu

Begitu dekat dengan rusukmu

Rusukmu, tepat di hapan hatiku

Tidakkah kau bertanya bagaimana takut yang memburu

Di antara kesibukanku menyapu wajah dengan rambut kasarmu

Dari belakang daun telingamu aku berbisik 

Pada bulan yang tenggelam di matamu

15 CM di depan wajahku

"esok atau lusa, masihkah lelakiku ini semanis kemarin atau malam ini?"

Waktu membungkus kenangan

 Aku tinggalkan di tikungan menuju rumahmu

Sumenep-Surabaya, 13 Juli 2015

Hujan

Selamat pagi hujan

Rupanya kau turun mendahului terik

Sebelum usai kuhitung tasbih dalam subuh yang pekat

Sehabis selimut aku lipat

Ini­_pagi hakiki

Di tubuhku kau himpun segala rupa sunyi

Surabaya, Desember 2015.

Kenangan dalam Hujan

Sebab ingatanku diguyur hujan

Separuh kenangan kubiarkan menjadi sungai

Mengalir ke hilir

Melupakan hulu yang penuh harapan

Kuala Pembuang, 20 Pebruari 2016

*Mahasiswi UINSA Surabaya, jurusan Filsafat Agama, Smester VI.

Aktifis FAMI Cabang Surabaya, dan Kompasianer, merupakan alumni dari Pondok Pesantren Annuqayah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun