Mohon tunggu...
Farid Syahbana
Farid Syahbana Mohon Tunggu... -

author

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Gih

22 April 2014   23:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore memasuki senja, matahari bersembunyi di balik awan,sedikit lagi akan ada peristiwa yang sedang akan berlangsung, ketika gelap menerobos masuk ke senja secara perlahan. Dan malam menemui momentumnya untuk berganti dengan siang. Awalnya dari jejeran rumah berkontrak, satu rumah sudah di amati sejak 2 bulan lamanya, terlihat seseorang mondar-mandir di lingkungan tersebut, kadang melihat Hp sambil ngerokok sebatang samsu, kadang celingak celinguk ke area teras di lingkungan tersebut, satu rumah jadi pusat perhatian orang-orang pendatang yang biasa mondar-mandir selama 2 bulan itu.

malam ini akan kita eksekusi!,


begitu bunyi dan perintah atasan yang disegani kepada sekelompok pasukan khusus. Akhirnya kejadian juga, rumah itu dibombardir senapan, bunyi pekikan bising dari letupan senjata begitu deras diperdengarkan, kebanyakan warga sekitar tidak takut, bahkan tidak sedikit yang pergi menghadiri orkestra pasukan khusus ketika menggerebek remaja-remaja yang berada dikontrakan tersebut.


“Apa salah mereka,hingga harus diberondong senjata, apa karena mereka terduga teroris, jadi bisa diperlakukan seenaknya, mana SOP penangkapan yang benar yang selalu dijunjung tinggi dan dijadikan alasan ketika berhadapan dengan media massa oleh jubir aparat”. Begitu suara hatinya Denny,adik seorang jimmy yang sedang berada dikontrakan yang tengah di sergap pasukan khusus, sesaat setelah ia melihat kakak dan teman-temannya diperlakukan sedemikian keji, hatinya merintih, nafasnya sesak, matanya menatap tajam,sedikit sekali berkedip, ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang luka setelah menyaksikan kejadian itu, sebuah aksi penangkapan teror telah menanamkan benih-benih teror kedalam jiwa Denny, ia siap untuk membalas, saatnya mengorganisir kekuatan, kilahnya.

***

Gih, sekali lagi melihat pemandangan yang tak elok dilihat oleh mata, mimpinya semalam ini dirasa mengecewakan olehnya karena hampir bisa ia lihat dalam kehidupan sehari-hari yang Real di tengah-tengah ia berada dinegeri tempatnya bernaung, padahal ia berharap bisa berada di belantara awan dan ditemani selir-selir disekelilingnya kemudian bersenda gurau dengan para selir sembari menyeruput kopi panas dan menghisap satu batang tembakau berkualitas tinggi, tapi apa boleh buat, ia tidak bisa memilih mimpi, layaknya memilih audio track semaunya dalam sebuah Cd, seketika itu masih di dalam mimpi, tiba-tiba ada seorang tua berperawakan seperti gandalf datang menghampirinya


”Hei anak muda, badan kamu masih gagah, tubuh kamu kuat, punya paras yang standar tampan, dan berbicaramu lugas, kamu gandrung terhadap ilmu pengetahuan, kamu pantas menjadi agensi perubahan yang dibutuhkan negerimu sekarang, tapi mengapa oh mengapa,kamu masih tertidur!”

Orang tua berperawakan gandalf dengan kaus kutang itu berujar demikian kepada gih, setelah mengungkapkan kata-kata itu, orang tua tersebut meludah ke arah gih, ludah itu layaknya air mancur besar, hingga gih sulit bernafas dan terbangun dari tidurnya.

Mau dikatakan apalagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun