Ketika berkuliah di PKN STAN, aku baru tahu betapa diminatinya perguruan tinggi ini, dengan segala daya tariknya. Aku tak pernah berpikir bahhwa PKN STAN menjadi kampus impian banyak orang. Fakta bahwa aku dulu memimpikan kampus lain, untuk kemudian masuk ke kampus impian yang tak penah kuimpikan, selalu membuatku tersenyum. Maka dalam setiap sujudku, aku selalu mengucap syukurku pada-Nya, karena telah memberiku kesempatan untuk berkuliah di PKN STAN: Kampus Impian yang Tak Terimpikan.
Bintaro, 12 Desember 2016
Â
Catatan penulis:
Cerpen ini pertama kali dirilis dalam kumpulan cerpen berjudul Inspirasi dari STAN yang disusun oleh salah satu UKM di PKN STAN untuk tujuan penggalangan donasi. Ketika tulisan ini diunggah di Kompasiana, penulis baru saja menyelesaikan pendidikan Diploma III Akuntansi di PKN STAN. Adapun inti dari tulisan ini bukan untuk membesar-besarkan nama kampus PKN STAN. Yang penulis ingin sampaikan dari tulisan ini adalah rasa syukur. Â Banyak dari kita berfokus pada ambisi kita dan larut dalam kekecewaan atas apa yang tidak kita dapat. Di sisi lain kita lupa apa yang sudah kita dapat dan betapa banyak orang menginginkan kehidupan yang seperti kita jalani sekarang.Â
Seperti yang dikatakan Umar bin Khattab, "Hatiku tenang mengetahui apa yang menjadi takdirku tak akan pernah melewatkanku, dan apa yang melewatkanku tak pernah menjadi takdirku."
So, buat kamu yang sedang baca ini, sudahkan kamu bersyukur hari ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H